Jum'at, 19/04/2024 18:13 WIB

Tekan Kasus Stunting lewat Platform Kedaireka

Permasalahan serius terhadap kasus stunting ini menjadi fokus utama, yakni kasus tersebut diharapkan segera mengalami penurunan.

Sekretaris Ditjen Dikti Kemdikbud, Paristiyanti Nurwardani (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com – Dalam rangka mempercepat implementasi penurunan kasus stunting di Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memaksimalkan fungsi platform Kedaireka sebagai media kolaborasi dengan perguruan tinggi.

Permasalahan serius terhadap kasus stunting ini menjadi fokus utama, yakni kasus tersebut diharapkan segera mengalami penurunan.

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan salah satu dari 20 negara di dunia yang masih memiliki kasus stunting. Kasus ini merupakan permasalahan kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan asupan yang diterima oleh tubuh dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan otak dan tinggi badan kurang dari normal.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani memaparkan bahwa Indonesia telah melewati batas ambang yang ditetapkan oleh Word Health Organization (WHO), yakni sebesar 30 persen. Paris menyebut stunting kini masuk program prioritas skala nasional yang harus dicari solusinya secara bersama.

"Kita diminta untuk menurunkan stunting dari 29 persen menjadi 14 persen. Tentu saja hal ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri oleh masing-masing kelembagaan yang ada di Indonesia. Maka dari itu, pencegahan ataupun percepatan penurunan angka stunting di Indonesia akan dikawal secara bersama-sama," kata Paris dalam webinar Kedaireka `Kolaborasi Perguruan Tinggi dalam Mengatasi Stunting di Indonesia` pada Kamis (1/4) lalu.

Dalam upaya tersebut, dibutuhkan peran pentahelix antara pemerintah, akademisi, media, industri, dan perguruan tinggi untuk bersatu menurunkan kasus stunting menjadi 14 persen selama empat tahun ke depan.

"Tantangan kita adalah penurunan kasus stunting dari 29 persen harus turun menjadi 14 persen. Maka dari itu mari singsingkan lengan baju kemudian turun ke lapangan, berikan apa yang bisa kita berikan kepada negara dan perangi stunting dengan kolaborasi melalui Kedaireka. Jika ada hal yang harus dikomunikasikan dikolaborasikan dan disinergikan datanglah ke Kedaireka Ditjen Dikti Kemendikbud," tutup Paristiyanti.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Eksekutif TNP2K Setwapres, Suprayoga Hadi mengatakan bahwa wakil presiden juga sudah membentuk Tim Pencegahan Percepatan Anak Kerdil (Stunting).

Ia mengapresiasi upaya kolaborasi yang dilakukan Ditjen Dikti Kemendikbud melalui Kedaireka untuk mengatasi permasalahan ini.

"Tanggung jawab bersama ini sudah sepatutnya diapresiasi karena teman-teman di perguruan tinggi sudah perhatian terhadap upaya penurunan kasus stunting secara kolaboratif dengan pihak-pihak lain," ujar Hadi.

Sementara itu Ketua Umum Institut Gizi Indonesia, Abdul Razak Thaha menjelaskan pengalamannya dalam bekerja sama dengan beberapa universitas yang memang memfokuskan risetnya dalam penanganan stunting.

Menurutnya, upaya ini dilatarbelakangi karena dalam penanganan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tapi juga pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

"Selain itu keterlibatan berbagai sektor seperti akademisi dan pakar juga sangat diperlukan," tutup dia.

Program Nasional Pencegahan dan Penanganan Stunting telah dimulai sejak 2017. Terdapat delapan kabupaten yang menjadi prioritas pemerintah, salah satunya yakni Kabupaten Banggai. Langkah pencegahan yang dilakukan seperti melalui Posyandu Prakonsepsi.

Turut hadir pula dalam webinar ini, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2010-2011, Fasli Jalal, Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti, Ade Kadarisman, pimpinan perguruan tinggi Indonesia, serta pimpinan LLDikti di seluruh Indonesia.

 
 

This serious problem with stunting cases is the main focus, namely that the case is expected to decline soon.

 

KEYWORD :

Kasus Stunting Ditjen Dikti Kedaireka Kedai Reka Paristiyanti Nurwardani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :