Rabu, 24/04/2024 05:22 WIB

PBB Kunjungan Pertama ke Pulau Terpencil Tempat Bangladesh Relokasi Rohingya

Bangladesh ingin memindahkan 100.000 dari lebih dari 1 juta pengungsi yang tinggal di kamp-kamp perbatasan yang penuh sesak ke pulau Bhasan Char, yang muncul dari laut hanya dua dekade lalu dan dianggap rentan terhadap banjir.

Pengungsi Rohingya di atas kapal menuju Pulau Bhasan Char, Bangladesh (Foto: Reuters)

Dhaka, Jurnas.com - Delegasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (17/3) memulai kunjungan tiga hari ke sebuah pulau terpencil di Teluk Benggala di mana Bangladesh  memindahkan lebih dari 13.000 pengungsi Muslim Rohingya sejak Desember meskipun ada kritik dari kelompok-kelompok hak asasi.

Bangladesh ingin memindahkan 100.000 dari lebih dari 1 juta pengungsi yang tinggal di kamp-kamp perbatasan yang penuh sesak ke pulau Bhasan Char, yang muncul dari laut hanya dua dekade lalu dan dianggap rentan terhadap banjir.

"Kunjungan tiga hari pertama ini akan mempertemukan para ahli dari badan-badan PBB yang terlibat dalam tanggapan pengungsi Rohingya di Bangladesh," kata badan pengungsi PBB itu kepada Reuters melalui email.

"Kunjungan ini akan melihat situasi dan fasilitas terkini di Bhasan Char, menilai kebutuhan pengungsi Rohingya yang direlokasi ke sana, serta berdiskusi dengan pihak berwenang dan pihak lain yang saat ini bekerja di Bhasan Char," sambung dia.

PBB sebelumnya mengatakan tidak diizinkan untuk melakukan penilaian teknis dan keamanan pulau itu dan tidak terlibat dalam pemindahan pengungsi ke sana.

Bangladesh mengatakan relokasi itu sukarela, tetapi beberapa dari kelompok pertama yang dipindahkan berbicara tentang pemaksaan.

Rohingya, kelompok minoritas yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, tidak diizinkan keluar dari pulau itu, yang berjarak beberapa jam perjalanan dari pelabuhan selatan.

Bangladesh telah menepis kekhawatiran keamanan atas pulau itu, dengan alasan pembangunan pertahanan banjir serta perumahan untuk 100.000 orang, rumah sakit dan pusat topan.

Dia juga mengatakan kepadatan yang berlebihan di kamp-kamp pengungsi memicu kejahatan, sementara beberapa orang Rohingya mengatakan kekerasan yang sering terjadi di kamp telah mendorong mereka untuk pindah.

"Kami berharap ini akan menghilangkan kekhawatiran yang dimiliki PBB tentang relokasi dan mereka akan terlibat dalam relokasi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan orang-orang Rohingya," kata seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri.

KEYWORD :

PBB Bangladesh Muslim Rohingya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :