Sabtu, 27/04/2024 11:15 WIB

Pemberontak Arakan Army: Dicekal Suu Kyi, Dirangkul Militer

Nama Arakan Army dicoret dari daftar teroris oleh junta militer Myanmar, pada Kamis (11/3). Padahal kelompok pemberontak itu dicekal di era pemerintahan San Suu Kyi, yang kini telah dikudeta militer.

Arakan Army (Foto: VoA)

Yangoon, Jurnas.com - Nama Arakan Army dicoret dari daftar teroris oleh junta militer Myanmar, pada Kamis (11/3). Padahal kelompok pemberontak itu dicekal di era pemerintahan San Suu Kyi, yang kini telah dikudeta militer.

Dikutip dari Reuters, pertimbangan militer merangkul kembali Arakan Army karena faksi tersebut dinilai telah menghentikan serangan, dan untuk membantu membangun perdamaian di seluruh negeri.

Juru bicara Arakan Army menyambut baik berita tersebut. Kelompok yang menuntut otonomi lebih besar di negara bagian Rakhine barat selama dua tahun terakhir itu menjadi salah satu kekuatan paling tangguh, selama sekitar tujuh dekade.

Arakan Army sempat dimasukkan ke dalam daftar kelompok teroris tahun lalu di bawah pemerintahan Suu Kyi.

"Penunjukan kelompok ini sebagai kelompok teroris dihentikan mulai 11 Maret 2021," demikian laporan Mirror Daily.

Juru bicara AA Khine Thu Kha mengatakan Rakhine telah mengalami kekerasan dan kemunduran selama bertahun-tahun, dan penghapusan kelompok itu dari daftar teroris adalah hal yang positif.

"Pengumuman ini mungkin tidak menyelesaikan masalah seluruh negara tetapi ini akan menjadi awal untuk menyelesaikan masalah di negara bagian Rakhine. Jadi kami menyambutnya," terang dia kepada Reuters.

Di tengah masifnya penolakan terhadap kudeta melalui aksi demonstrasi, Arakan Army belum menyuarakan dukungan kepada para pengunjuk rasa, sebab hanya ada sedikit protes di negara bagian Rakhine.

Sebagaimana diketahui, Rakhine merupakan wilayah yang menjadi perhatian dunia pada 2017 lalu, usai sekitar 700.000 orang dari minoritas Muslim Rohingya melarikan diri dari tindakan keras tentara.

 
KEYWORD :

Arakan Army Pemberontak Rakhine San Suu Kyi Militer Myanmar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :