Jum'at, 26/04/2024 17:53 WIB

Pengembangan Umbi Porang Masih Swadaya

Meski begitu, Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini hanya menggarkan bantuan komoditas tersebut seluas 60 hektare dalam bentuk kebun bibit karena adanya refocusing anggaran.

Petani tampak sedang memasukkan merapikan hasil budidaya umbi porang

Jakarta, Jurnas.com - Umbi porang atau sebagian orang menyebutnya dengan iles-iles kembali jadi tren di kalangan petani dua tahun terakhir karena manfaat dan pasar komoditas tersebut cukup besar. 

Meski begitu, Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini hanya menggarkan bantuan komoditas tersebut seluas 60 hektare dalam bentuk kebun bibit karena adanya refocusing anggaran.

Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementan, Amiruddin Pohan menjelaskan, Kementan tahun ini menganggarkan pengembangan porang per hektarenya Rp 50 juta. Walaupun modal yang seharunya dikeluarkan untuk pengembangan komoditas tersebut sekitar Rp 70 juta - Rp 100 juta.

"Jadi, tahun ini di anggaran kita hanya 60 hektare saja yaitu dalam bentuk kebun bibit. Kita bantu pupuk dan benih," kata Amiruddin saat dihubungi Jurnas.com pada Jumat (22/1).

Amiruddin menambahkan, tahun ini anggaran Kementan lebih difokuskan untuk pengembangan  komoditas strategis nasional, seperti kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan talas.

"Kita prioritas dulu tanaman yang lain yang mungkin lebih berpengaruh karena porang ini sendiri belum masuk ke dalam komoditas strategis nasional," ujar Amiruddin.

Saat ini, komoditas yang bermarga Amorphophallus itu lebih banyak dikembangkan secara swadaya, seperti di Sulawesi Selatan, Nusa Tengga Timur (NTT) dan Jawa Timur. Diketahui, tanaman penghasil umbi tersebut sudah mulai dilirik dari Sabang sampai Merauke.

Amiruddin mengatakan, meski anggaran terbatas tahun ini, pihaknya terus mendorong petani swadaya untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan Kementan.

"Jadi, kita biar saja swadaya yang lebih banyak ketimbang yang dibantu pemerintah karena itu bisa jalan tanpa ada bantuan kalau porang ini. Beda sama kedelai harus ada bantuan yang memadai supaya masyarakat mau tanam," ujar dia.

Tanaman porang memiliki manfaat sangat besar, dari umbi hingga katak yang berada di daun, bisa dijual dengan harga yang menggiurkan. Wajar jika disukai negara, seperti China, Jepang Vietnam, Thailand, Hongkong, Malaysia, Korea Selatan, New Zealand, Italia dan Pakistan.

Disadur dari Swadaya, tanaman porang, seperti halnya dengan tanaman umbi-umbian lainnya mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat.

Karbohidrat merupakan komponen penting pada umbi porang yang terdiri atas pati, glukomanan, serat kasar dan gula reduksi. Kandungan glukomanan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari umbi porang.

Glukomanan dapat dimanfaatkan pada berbagai industri pangan antara lain untuk produk makanan seperti konnyaku, shirataki (berbentuk mie), sebagai bahan campuran/tambahan pada berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup serta sari buah.

Selain itu, Glukomanan juga dimanfaatkan oleh industri kimia dan farmasi antara lain sebagai bahan pengisi dan pengikat tablet, bahan pelapis, bahan perekat, pelapis kedap air, penguat tenunan dalam industri tekstil, media pertumbuhan mikrobia, dan bahan pembuatan kertas yang memiliki sifat tipis, lemas, serta tahan air.

KEYWORD :

Umbi Porang Manfaat Umbi Porang Amiruddin Pohan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :