Jum'at, 26/04/2024 00:41 WIB

Sanofi dan GlaxoSmithKline Tunda Rilis Vaksin COVID-19 hingga Akhir 2021

Sanofi dan GSK menunda pelun peluncuran vaksin COVID-19 karena meningkatkan respons kekebalan pada orang dewasa yang lebih tua.

Kandidat vaksin didasarkan pada teknologi yang digunakan Sanofi untuk memproduksi vaksin influenza musiman dan pada agen imunologi yang dikembangkan oleh GSK JOEL SAGET AFP / File

Paris, Jurnas.com - Perusahaan farmasi terbesar di dunia berbasis Prancis, Sanofi dan GlaxoSmithKline (GSK) dari Inggris mengatakan vaksin virus corona COVID-19 racikan mereka tidak akan siap hingga akhir 2021 mendatang.

Sanofi dan GSK mengatakan penundaan dalam program vaksin COVID-19 berbasis protein rekombinan tambahan mereka adalah untuk meningkatkan respons kekebalan pada orang dewasa yang lebih tua.

"Kami sangat peduli dengan kesehatan masyarakat, itulah mengapa kami kecewa dengan penundaan yang diumumkan hari ini, tetapi semua keputusan kami akan dan selalu didorong oleh ilmu pengetahuan dan data," kata Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Sanofi Pasteur, Thomas Triomphe.

"Kami telah mengidentifikasi jalan ke depan dan tetap percaya diri serta berkomitmen untuk membawa vaksin COVID-19 yang aman dan manjur," katanya.

Baik Rusia dan China telah memulai kampanye inokulasi dengan vaksin yang diproduksi di dalam negeri meskipun pemeriksaan jauh lebih sedikit karena beberapa vaksin lain sedang dikembangkan di Barat.

"Tidak ada satu pun perusahaan farmasi yang dapat membuatnya sendiri; dunia membutuhkan lebih dari satu vaksin untuk melawan pandemi," kata Triomphe.

Presiden GSK Vaccines, Roger Connor menambahkan: "Hasil studi tidak seperti yang kami harapkan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya dan kolaborasi lainnya, kami yakin bahwa sistem adjuvan pandemi GSK, bila digabungkan dengan antigen COVID-19, dapat respon imun yang kuat."

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (11/12), kedua perusahaan mengatakan ketersediaan potensial vaksin telah didorong mundur dari pertengahan 2021 hingga Q4 2021.

Perusahaan merencanakan studi tahap 2b yang diharapkan dimulai pada Februari 2021. Jika datanya positif, studi Fase 3 global dapat dimulai pada kuartal kedua tahun depan.

"Hasil positif dari studi ini akan mengarah pada pengajuan peraturan pada paruh kedua tahun 2021, sehingga menunda ketersediaan potensi vaksin dari pertengahan 2021 hingga Q4 2021," kata pernyataan itu.

Kandidat vaksin yang dikembangkan Sanofi bermitra dengan GSK ini didasarkan pada teknologi yang digunakan Sanofi untuk memproduksi vaksin influenza musiman dan agen imunologi yang dikembangkan GSK.

"Hasil sementara studi fase 1/2 menunjukkan tanggapan kekebalan yang sebanding dengan pasien yang pulih dari COVID-19 pada orang dewasa berusia 18 hingga 49 tahun, tetapi tanggapan kekebalan yang rendah pada orang dewasa yang lebih tua kemungkinan besar karena konsentrasi antigen yang tidak mencukupi," kata pernyataan itu.

Dikatakan sebuah studi baru-baru ini pada primata non-manusia yang dilakukan dengan formulasi antigen yang lebih baik menunjukkan bahwa kandidat vaksin dapat melindungi dari patologi paru-paru dan menyebabkan pembersihan virus secara cepat dari saluran hidung dan paru-paru, dalam 2 hingga 4 hari.

"Hasil ini meningkatkan kepercayaan perusahaan dalam kapasitas platform rekombinan tambahan untuk memberikan vaksin yang sangat efisien untuk semua orang dewasa," katanya.

Psementara itu, perusahaan raksasa farmasi Amerika Seika (AS), Pfizer dan mitranya, perusahaan Jerman, BioNTech mengatakan vaksin mereka terbukti 90% efektif dalam mencegah infeksi COVID-19  dalam uji coba tahap ketiga yang sedang berlangsung yang melibatkan lebih dari 40.000 orang. (France 24)

KEYWORD :

Vaksin Ditunda Sanofi GlaxoSmithKline Vaksin COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :