Selasa, 16/04/2024 20:42 WIB

Hizbullah dan Pemimpin Hamas Bertemu Bahas hubungan Israel-Arab

Pemimpin gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, Ismail Haniya disambut sebagai pahlawan di Ain al-Helweh, kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon.

Sekretaris jendral gerakan perlawanan Libanon Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menyampaikan siaran pidato dari ibukota Lebanon, Beirut, pada 25 Mei 2019.

Beirut, Jurnas.com - Para pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon dan kelompok Hamas Palestina bertemu untuk membahas normalisasi diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab.

Pada Minggu (6/9), pemimpin gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, Ismail Haniya disambut sebagai pahlawan di Ain al-Helweh, kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon.

Televisi Al-Manar yang dikelola Hizbullah melaporkan sebelumnya bahwa Sekretaris jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah dan Haniya menekankan stabilitas dari poros perlawanan terhadap Israel.

Al-Manar mengatakan, keduanya membahas perkembangan politik dan militer di Palestina, Lebanon dan kawasan dan bahaya bagi perjuangan Palestina, termasuk rencana Arab untuk normalisasi dengan Israel.

Pertemuan itu dilakukan setelah Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat untuk menormalisasi hubungan, yang diumumkan pada 13 Agustus 2020.

Sementara upaya diplomatik yang didukung Amerika Serikat (AS) bertujuan meningkatkan aliansi regional melawan Iran, Palestina mengutuknya sebagai "tusukan di belakang" karena mereka tetap di bawah pendudukan dan tidak memiliki negara sendiri.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang dalam pembicaraan dengan para pemimpin Arab dan Muslim lainnya sekarang tentang normalisasi hubungan, menyusul kesepakatan dengan UEA dan, beberapa dekade lalu, Mesir dan Yordania.

Kunjungan pertama dalam 30 tahun

Haniya tiba di Lebanon pada Rabu (2/9), pada kunjungan pertamanya ke negara itu dalam hampir 30 tahun, untuk pembicaraan langsung dan konferensi video dengan kelompok Palestina lainnya yang menentang prakarsa diplomatik Israel.

Haniya, yang mengepalai biro politik Hamas, gerakan yang mengontrol Jalur Gaza, tiba di Ain al-Helweh di bawah perlindungan anggota Hamas dan penjaga kamp.

Di hadapan ratusan orang yang bersorak-sorai di Ain al-Helweh, dekat kota pantai selatan Sidon, termasuk para pengungsi yang melakukan perjalanan untuk melihatnya dari kamp lain, Haniya memuji kapasitas militer gerakannya dan mengabaikan kesepakatan normalisasi UEA-Israel.

"Belum lama ini, roket kami hanya mencapai target beberapa meter dari perbatasan Gaza. Saat ini, perlawanan di Gaza memiliki roket yang dapat mencapai Tel Aviv dan luar Tel Aviv," katanya.

Adapun normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab, itu tidak mewakili rakyat, baik hati nurani, sejarah, maupun warisan mereka," kata Haniya, dikutip dalam pernyataan Hamas.

Militer Israel dalam beberapa pekan terakhir menargetkan Hamas di Jalur Gaza dan apa yang dikatakannya adalah orang-orang bersenjata Hizbullah di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.

Ia juga secara teratur meluncurkan serangan udara di Suriah yang dilanda perang terhadap apa yang dikatakannya sebagai Hizbullah dan pejuang pro-Iran lainnya yang bertempur di pihak rezim Presiden Bashar al-Assad.

Nasrallah tinggal di lokasi rahasia sejak perang Hizbullah yang menghancurkan tahun 2006 dengan Israel dan jarang muncul di depan umum. Pada 2014, ia mengatakan sering berpindah tempat tinggal. (Aljazera)

KEYWORD :

Hizbullah Lebanon Uni Emirat Arab Israel Kelompok Hamas Palestina Ismail Haniya Hassan Nasrallah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :