Sabtu, 27/04/2024 02:56 WIB

Corona Harus Jadi Momentum Bangkitkan Semangat Petani

Mengandalkan kemampuan pertanian dalam negeri dan dukungan stimulus kepada petani dapat dijadikan salah satu topangan pertahanan Indonesia dalam kondisi krisis.

Petani di Iran sedang menanam padi di sawah. (Foto: IRNA)

Jakarta, Jurnas.com - Akademisi sekaligus Guru Besar Ilmu Pertanian Universitas Gadja Mada (UGM), Masyhuri mengatakan, memberikan stimulus kepada petani di tengah pandemi virus corona (COVID-19) lebih baik daripada membuka keran impor pangan.

"Bukannya anti-impor. Tapi begini, bila memang ketersediaan pangan domestik katanya cukup (selama masa krisis pandemi COVID-19 itu dulu yang diutamakan. Jangan produk pertaniannya masih ada tapi impor," ujar Masyhuri, Rabu (25/3).

Menurut Masyhuri, mengandalkan kemampuan pertanian dalam negeri dan dukungan stimulus kepada petani dapat dijadikan salah satu topangan pertahanan Indonesia dalam kondisi krisis.

"Kita bisa juga ciptakan substitusi impor asal  pembangunan pertanian di desa diperkuat. Konsisten membangun pertanian bakal memperkuat ekonomi nasional," kata Masyhuri.

Masyhuri menuturkan, dengan jaminan ketersediaan pangan cukup baik dari pemerintah Indonesia saat krisis COVID-19 bakal membawa kemandirian dari ketergantungan impor dari negara lain.

Sementara itu, guna memastikan stabilitas stok serta harga pangan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menggandeng para pelaku produsen dan pemasok, Jumat pekan lalu.

Syahrul Yasin Limpo bersama produsen dan pemasok melakukan kesepakatan pemenuhan 11 komoditas pangan pokok yakni, beras, jagung, daging ayam, daging sapi, telur, minyak goreng, gula pasir, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.

KEYWORD :

Pandemi Global Virus Corona Guru Besar Ilmu Pertanian Impor Pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :