Bom Bunuh Diri, RS Quetta
Quetta - Seorang pelaku bom bunuh diri menewaskan setidak-tidaknya 70 orang dan melukai lebih dari 100 lagi pada Senin (8/8) dalam serangan terhadap pelayat di rumah sakit di Quetta, Pakistan baratdaya. Pelaku menyerang saat kerumunan terdiri atas sebagian besar pengacara dan wartawan.
Abdul Rehman Miankhel, petugas senior di rumah sakit milik pemerintah itu, mengatakan kepada wartawan bahwa setidak-tidaknya 70 orang tewas, dengan lebih dari 112 orang lain luka. "Banyak orang terluka. Jadi jumlah kematian dapat naik," kata Rehmat Saleh Baloch, menteri kesehatan provinsi tersebut.
Kantor berita IS, Amaq, melaporkan bahwa pergerakan dari Timur Tengah itu berada di balik kejadian tersebut. Jika benar, itu akan menjadi hal mengerikan bagi Pakistan, yang telah lama mengalami kekerasan kelompok keras namun sebagian besar di antaranya berasal dari kalangan dalam.
"Seorang pelaku dari kelompok ISIS meledakkan sabuk bunuh dirinya di sebuah perkumpulan para petugas kementerian keadilan dan aparat polisi Pakistan di kota Quetta," kata Amaq.
Jamaat Ur Ahrar, sebuah faksi dari kelompok militan ekstremis, Taliban Pakistan, mengatakan sebelumnya bahwa mereka adalah oknum di balik insiden itu, meskipun kelompok itu diyakini mengklaim berada di balik sejumlah pengeboman sebelumnya dimana mereka tidak terlibat.
"Tehreek E Taliban Pakistan Jamaat Ur Ahrar (TTP-JA) berada di balik serangan ini dan akan terus melancarkan serangan serupa," kata juru bicaranya, Ehsanullah Ehsan, dalam pernyataan.
Pada minggu lalu, kelompok Jamaat itu dicantumkan dalam daftar teroris global Amerika Serikat, yang menimbulkan sejumlah sanksi.
Kecaman Gedung Putih mengecam serangan itu. "Kami tetap bersedia bekerja sama dengan rakyat Pakistan dalam melawan terorisme di Pakistan dan sekitarnya," katanya dalam pernyataan.
Tayangan televisi menunjukkan lokasi kekacauan di rumah sakit di Quetta, dengan masyarakat yang panik melarikan diri melalui puing-puing saat asap mengepul di lorong. Mayat berserakan di lapangan rumah sakit sesaat setelah ledakan, kantong darah dikumpulkan saat petugas darurat bergegas untuk mengidentifikasi mereka yang selamat.
Alasan di balik terjadinya serangan itu belum jelas, namun sejumlah pengacara telah menjadi sasaran dalam banyaknya pembunuhan yang terjadi di Quetta belakangan ini, ibu kota provinsi Balukistan, dimana pernah terjadi kekerasan militan dan pemberontak. (Ant/Reuters)
KEYWORD :