Jum'at, 26/04/2024 01:07 WIB

Gulen: Rezim Erdogan Akan Berakhir Seperti Hitler

Gulen meramalkan pemerintahan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan akan berakhir seperti jatuhnya rezim Adolf Hitler di Jerman, atau Josep Stalin di Rusia.

Fethullah Gulen (Foto: Zaman Daily Newspaper)

Jakarta, Jurnas.com - Ulama kharismatik Fethullah Gulen meramalkan pemerintahan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan akan berakhir seperti jatuhnya rezim Adolf Hitler di Jerman, atau Josep Stalin di Rusia.

Pasalnya, gaya kepemimpinan Erdogan yang mengekang kebebasan berpendapat warganya, akan menjadi bumerang bagi pentolan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) tersebut.

"Akhir dari semua tiran narsis sudah selesai, seperti Hitler atau Stalin. Erdogan akan mengalami nasib yang sama," ujar Gulen seperti dikutip media utama Jerman, Die Welt, pada Rabu (29/1).

Fethullah Gulen yang saat ini menetap di Amerika Serikat (AS) menggambarkan kebijakan Erdogan didasari atas kecemburuan, kebencian dan balas dendam.

Paranoia semacam itu, lanjut Gulen, yang saat ini memandu berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah Turki.

"Bahkan orang-orang yang namanya sama dengan keluarga saya dipenjarakan," kata Gulen saat menjawab soal kebencian Erdogan terhadap, kendati pernah berada dalam satu gerbong yang sama.

Ulama 78 tahun ini juga mengkritik keras kebijakan Timur Tengah yang saat ini diambil Ankara. Menurutnya, apa yang dilakukan Erdogan untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin baru dunia Islam, akan gagal karena kontradiktif.

"Dia ingin mencitrakan diri untuk menjadi pemimpin baru dunia Muslim, tetapi dia akan gagal karena politiknya yang kontradiktif. Misalnya, dia mendukung perkembangan yang menciptakan konflik di antara Muslim Sunni Timur Tengah di Libya," terang dia.

Gulen juga menerangkan adanya perbedaan cara pandang dunia antara dirinya dengan Erdogan. Terkait masalah Kurdi, salah satunya, ketika mantan Presiden Turgut Ozal menjadi perdana menteri, ia menyelesaikan sebagian masalah ini dengan memasukkan orang Kurdi, sosial demokrat, dan menteri dari berbagai sektor politik.

"Saya pikir lebih banyak kebebasan harus diberikan dan bahwa pembebasan orang Kurdi di sekolah adalah benar. Ini membutuhkan kondisi yang lebih terkelola. Jika suatu hari nanti akan ada reformasi, saya akan menyarankan mengambil Konstitusi AS, yang memberi warga lebih banyak kebebasan," lanjut Gulen.

Gulen mempertanyakan arah kebijakan Turki di Suriah. Pasalnya, dukungan Turki atas konflik di Suriah, telah menyebabkan ribuan orang kehilangan nyawa dan jutaan lainnya mengungsi dari kediamannya.

"Salah satu mantan menterinya bertanya kepada saya apa jalan keluar dari krisis Suriah. Saya mengatakan bahwa kesepakatan harus dicapai untuk mencapai demokrasi langkah demi langkah," ujar Gulen.

Namun, kata Gulen, Erdogan telah mengambil peran negatif di sini karena dia mendukung kelompok-kelompok tertentu.

Dengan kondisi seperti itu, dia mempertanyakan bagaimana mungkin Erdogan dapat mengambil posisi dalam upaya untuk menjadi pemimpin komunitas Islam di dunia, tetapi campur tangan dalam konflik di kalangan Muslim Sunni.

"Karenanya, Ia akan semakin tenggelam dalam kontradiksinya sendiri. Seperti dalam kasus Hitler dan Stalin, semua tiran narsis berakhir dengan buruk. Pemerintahan mereka menghasilkan kemarahan. Dia akan menjalani nasib yang sama dengan mereka," tandas dia.

KEYWORD :

Fethullah Gulen Recep Tayyip Erdogan Turki




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :