Kamis, 25/04/2024 16:49 WIB

Iran: Dalih AS Bunuh Jenderal Soleimani Adalah Pembohongan

 Pentagon mengklaim serangan itu dimaksudkan untuk menghalangi rencana Iran menyerang kepentingan AS di wilayah tersebut.

Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani

Teheran, Jurnas.com - Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani mengatakan, klaim pejabat Amerika Serikat (AS), Jenderal Qassem Soleimani sedang menjalankan rencana untuk menyerang diplomat AS di Irak serta di tempat lain adalah kebohongan.

Serangan udara AS menewaskan Soleimani bersama sembilan orang Iran dan Irak di bandara Baghdad, Jumat (3/1) pagi. Pentagon mengklaim serangan itu dimaksudkan untuk menghalangi rencana Iran menyerang kepentingan AS di wilayah tersebut.

"Klaim ini hanyalah kebohongan. Rakyat As dan anggota parlemen harus tahu bahwa presiden AS mengatakan kebohongan untuk menutupi kejahatan perang dan aksi teroris," kata Larijani pada pertemuan parlemen pada Minggu (5/1).

Ia mengatakan, Presiden Donald Trump dan pejabat AS lainnya hanya berusaha menipu Amerika, dan menantang mereka untuk menunjukkan bukti  tentang dugaan rencana Soleimani tersebut.

Pembunuhan itu terjadi sehari sebelum kepala Pentagon, Mark Esper mengatakan, AS melihat indikasi bahwa Iran dan kelompok yang didukung Iran merencanakan serangan terhadap pasukan AS di Timur Tengah, dan mengancam aksi militer preemptive.

Larijani mengatakan, Washington menggunakan tindakan preemptive sebagai alasan untuk mendapat manfaat dari hukum rimba.

"Terlepas dari kenyataan bahwa tindakan sewenang-wenang ini tidak lebih dari hukum rimba. Merela mengatakan hal-hal dalam konteks yang tidak benar. Rencana apa yang ada dalam pembuatan yang mendorongmu untuk mengambil tindakan preemptive?" serunya.

Mei lalu, AS mengutip tanpa bukti ancaman serangan Iran yang akan segera terjadi untuk mengerahkan pasukan tambahan, kelompok serangan kapal induk, pembom dan rudal Patriot ke Teluk Persia, meningkatkan ketegangan ke tingkat baru yang berbahaya.

Larijani mencatat, dengan memerintahkan pembunuhan  Soleimani, Trump sudah melakukan kejahatan yang serupa dengan kudeta rekayasa CIA  1953 di Iran dan AS yang menjatuhkan pesawat Iran pada 1988 yang menewaskan semua 290 orang di dalamnya, termasuk 66 anak-anak.

"Tindakan brutal dari presiden Amerika adalah operasi militer teroris, yang pada intinya berisi penghinaan terakhir kepada rakyat Irak, di mana mereka secara diam-diam melakukan tindakan ini pada malam hari tanpa izin," katanya.

"Bahwa pasukan AS menggunakan helikopter dan pesawat untuk membunuh para pejabat tinggi Iran dan Irak di bandara internasional suatu negara tidak sesuai dengan hukum internasional apa pun," tambahnya.

Iran akan memberikan tanggapan yang menghancurkan terhadap pembunuhan itu, kata Larijani, menambahkan bahwa AS harus menanggung konsekuensi yang menyakitkan.

"Bangsa Iran tidak akan memaafkan Anda dan Anda akan merasakan hukuman atas keberanian Anda yang brutal ini. Anda telah membahayakan keamanan kawasan dan Anda harus bertanggung jawab untuk itu," tambahnya.

KEYWORD :

Ali Larijani Agresi Amerika Serikat Qassem Soleimani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :