Jum'at, 17/05/2024 23:58 WIB

Kebun Sekolah Alternatif Atasi Stunting Anak-anak di Indonesia

Kebun Sekolah juga bisa menjadi alternatif untuk mengembangan literasi, seperti hitung-hitungan, keuangan dan digital untuk mengakses data dan media.

Direktur BIOTROP, Indika Mansur dalam kegiatan Promosi Program dan Kegiatan SEAMEO BIOTROP 2019-2020 di Seameo Biotrop, Jalan Raya Tajur, Kecematan Bogor Selatan, Kota Bogor, Rabu (4/12).

Bogor, Jurnas.com - Dalam rangka membatu pemerintah memberantas stunting di Indonesia, SEAMEO BIOTROP meluncurkan program Kebun Sekolah untuk mengembangan literasi, perbaikan nutrisi dan kewirausahaan.

Hal itu disampaikan Direktur BIOTROP, Indika Mansur dalam kegiatan Promosi Program dan Kegiatan SEAMEO BIOTROP 2019-2020 di Seameo Biotrop, Jalan Raya Tajur, Kecematan Bogor Selatan, Kota Bogor, Rabu (4/12).

Di bawah program ini, sekolah diarahkan untuk mengembangkan taman sekolah yang dikelola siswa dan guru melalui pemanfaatan lahan atau fasilitas sekolah.

"Ini sudah dilaksanakan di Filipina sejak tahun 70an. Jadi kalau anak Filipina daftar Sekolah Dasar itu langsung ditimbang, diukur tinggi badannya. Kalau kurang dari standar, dikasih makan penuh bergizi tiap hari hingga berat dan tingginya sesuai dengan standar," jelas Mansur.

Mansur menjelaskan, munculnya ide untuk mengembangkan program Kebun Sekolah atas bentuk kekhwatiran dan kecemasan meningkatnya anak-anak yang kekurangan gizi di tengah sumber daya alam yang sangat luar biasa.

"Kita mempunyai sumber daya yang luar biasa, kalau generasi kita nanti tidak oke, tidak pintar dan kurang gizi, maka bisa jadi kita jadi jajahan ekonomi negara lain," jelas Mansur.

"Presiden Joko Widodo pun mengatakan demikian, kalau yang berbahaya bagi Indonesia adalah penguasaan sumber daya alam," sambungnya.

Menurut Mansur, anak-anak tidak ingin mengomsumsi sayur dan buahan bukan sebagai alasan. Sebab, hal ini bisa saja disebabkan orang tua yang tidak mampu membeli sayur.

"Pertama mungkin memang orang tuanya yang tidak mampu beli. Dengan program Kebun Sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan gizi siswa dan mengurangi stunting," jelas Mansur.

"Diharapkan dengan menanam, memelihara, memanen, memasak bersama, mereka jadi menikmati dan mau merasakan sayur dan akhirnya nanti budaya itu dibawa ke rumah," sambungnya.

Selain untuk perbaikan gizi, Kebun Sekolah juga bisa menjadi alternatif untuk mengembangan literasi, seperti hitung-hitungan, keuangan dan digital untuk mengakses data dan media.

"Ini bisa menjadi objek pembelajaran bukan hanya biologi. Kalau pertanian hidroponik menggunakan air, maka mereka akan menghitung kecepatan air dan ini termasuk belajar fisika," jelas Mansur.

"Selanjutnya kerja sama kelompok. Karena mengurus kebun sayur ini perlu kerjasama kelompok. Jangan sampai ada yang lupa nyiram sehingga mati," sambugnya.

KEYWORD :

Kebun Sekolah Indika Mansur SEAMEO BIOTROP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :