Jum'at, 26/04/2024 21:37 WIB

Sanksi Keras AS Ancam Kemanusiaan di Iran

Tindakan hukuman Washington secara drastis menghambat kemampuan Iran untuk menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan pasiena.

Seorang pria Iran yang bekerja di sebuah toko obat di sebuah rumah sakit di Teheran, Iran, pada 11 September 2018. (Foto: AFP)

New York, Jurnas.com - Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) menegaskan bawhwa sanksi keras Amerika Serikat (AS) terhadap Iran menimbulkan ancaman serius terhadap hak rakyat Iran untuk mendapatkan kesehatan.

Lembaga itu mendesak Washington untuk mengambil langkah cepat yang bertujuan memfasilitasi perdagangan barang-barang kemanusiaan dengan Republik Islam Iran.

"Konsekuensi dari sanksi AS yang dilipatgandakan, baik disengaja atau tidak, menimbulkan ancaman serius terhadap hak rakyat Iran atas kesehatan dan akses ke obat-obatan paling esensial, seperti obatan kritis untuk pasien penderita epilepsi dan kemoterapi untuk  pasien yang menderita kanker," kata kelompok HAM yang bermarkas di New York, Selasa (29/10).

Tindakan hukuman Washington secara drastis menghambat kemampuan Iran untuk menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan pasiena. 

"Meskipun pemerintah AS telah membangun pengecualian impor yang mengyangkut kemanusiaan ke dalam daftar sanksi, namun hukuman terhadap bank-bank Iran, secara drastis menghambat kemampuan Iran membiayai impor kemanusiaan semacam itu," tambahnya.

Sejak keluar dari kesepakatan nuklir multilateral 2015 dengan Iran, Presiden AS, Donald Trump meluncurkan kampanye yang disebut "tekanan maksimum" terhadap Iran, terutama berfokus pada ekonominya.

Sementara Washington mengklaim sanksi tidak mengganggu aliran obat-obatan dan kebutuhan kemanusiaan lainnya ke Iran, tetap sanksi perbankan sebenarnya meningkatkan harga impor, memblokir rantai pasokan, dan menciptakan kekurangan obat yang mematikan di negara itu.

Perusahaan-perusahaan Iran, bahkan yang tidak masuk daftar hitam Gedung Putih, sering kali menjadi korban penangguhan bank-bank Eropa karena takut sanksi sekunder AS.

Direktur HAM di Timur Tengah, Sarah Leah Whitson mengatakan, pejabat administrasi Trump mengklaim mendukung rakyat Iran, tetapi sanksi AS yang terlalu banyak dan memberatkan ini merugikan hak kesehatan Iran, termasuk akses ke obat-obatan.

"Jaringan komprehensif sanksi AS membuat bank dan perusahaan menarik diri dari perdagangan kemanusiaan dengan Iran, membuat warga Iran yang memiliki penyakit langka atau rumit tidak bisa mendapatkan obat dan perawatan yang mereka butuhkan," tambahnya.

Dalam laporan tersebut, HAM mendokumentasikan bagaimana pembebasan AS untuk impor kemanusiaan ke dalam sanksi telah gagal untuk mengimbangi keengganan yang kuat dari perusahaan dan bank AS dan Eropa untuk membiayai barang-barang kemanusiaan.

Badan itu mengutip kepala Organisasi Obat dan Makanan Iran yang mengatakan, negara itu memproduksi 97 persen obat-obatan yang dikonsumsi di Iran tetapi mengimpor lebih dari setengah bahan baku untuk membuatnya. Itu juga harus mengimpor obat khusus untuk pasien dengan penyakit langka.

HAM meminta AS untuk serius menangani masalah yang diakibatkan sanksi kejamnya.

"Washington harus menciptakan saluran keuangan yang layak dengan persyaratan yang masuk akal bagi perusahaan, bank, dan kelompok untuk menyediakan barang-barang kemanusiaan bagi orang-orang di Iran," katanya. (Presstv)

KEYWORD :

Sanksi Amerika Serikat Akses Obat-obatan Republik Islam Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :