Menkopolhukam Wiranto
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (MenkoPolhukam) Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal. Akibat insiden tersebut, Wiranto mengalami luka tusukan di bagian kiri perut.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyarankan, agar pejabat negara belajar ilmu kebal alias debus. Dimana, debus merupakan kesenian bela diri yang menampilkan kekebalan tubuh manusia dari berbagai hal, seperti benda tajam, benda keras, bara api, dan barang-barang lain yang tidak lazim.
"Ini pejabat negara harus pada tirakat untuk belajar ilmu kebal ya untuk menjaga diri. Banyak kok tempat belajar ilmu kebal atau ilmu debus misalnya di Banten," kata Arief, kepada wartawan, Jakarta, Jumat (11/10).
Dalam kesempatan itu, Arief mengatakan, serangan kepada Wiranto sebagai peringatan adanya yang ingin mengacaukan negara.
"Dengan adanya serangan terhadap Wiranto dengan senjata tajam ini merupakan warning bagi pejabat negara akan serangan yang ingin mengacau negara," kata Poyuono.
Penyerangan terhadap Wiranto terjadi sekitar pukul 11.50 WIB di gerbang Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Penyerangan terjadi saat Wiranto turun dari mobil. Saat itu, Wiranto yang baru turun dari mobil hendak bersalaman dengan masyarakat setempat. Tiba-tiba Abu Rara menyerang dengan senjata tajam.
Akibat kejadian itu, Wiranto mengalami luka tusuk di perutnya dan harus dioperasi di RSPAD Jakarta. Ada tiga orang lainnya yang juga menjadi korban penusukan tersebut.
Sementara, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Brigjen Dedi Prasetyo, terduga penyerang tersebut ternyata terpapar paham radikalisme ISIS.
"Yang laki-laki diduga terpapar paham radikal ISIS, sedangkan yang perempuan didalami," terang Dedi Prasetyo, Kamis (10/10).
KEYWORD :Wiranto Diserang Kena Tusuk Gerindra
