Sabtu, 12/10/2024 07:22 WIB

Inggris Tak Ingin Lanjutkan Hubungan Diplomatik dengan Suriah

Di tengah hubungan yang mencairkan antara pemerintah Suriah dan dunia Arab, Inggris telah membantah laporan bahwa pihaknya bermaksud untuk membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus.

Prancis, Inggris dan Jerman Satukan suara kutuk pembunuhan Khashoggi

Jakarta - Di tengah hubungan yang mencairkan antara pemerintah Suriah dan dunia Arab, Inggris telah membantah laporan bahwa pihaknya bermaksud untuk membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus.

Setelah UEA dan Bahrain mengumumkan bulan lalu bahwa mereka akan membuka kembali misi mereka di Damaskus, spekulasi telah berputar di mana negara-negara lain dapat melanjutkan hubungan dengan Presiden Bashar Al Assad, yang telah muncul sebagai pemenang dari perang saudara tujuh tahun yang menghancurkan negara itu.

Pada 6 Januari, media Rusia melaporkan sumber yang tidak disebutkan namanya mengklaim pekerja layanan asing Inggris telah mengunjungi bekas gedung kedutaan di Damaskus untuk mengawasi renovasi sebelum pembukaan kembali.

Tetapi pada Senin (07/01), perwakilan khusus Inggris untuk Suriah, Martin Longden, mengatakan pemerintah Inggris tidak memiliki rencana untuk membukanya kembali.

"Rezim Assad kehilangan legitimasinya karena kekejamannya terhadap rakyat Suriah. Karena itu kami menutup Kedutaan Besar Inggris di Damaskus pada 2012. Kami tidak punya rencana untuk membukanya kembali. Akhir cerita," tulisnya di twitter dilansir The National, Rabu (09/01).

Terlepas dari komentar Longden, setelah lama bersikeras bahwa Assad harus mundur, Inggris tampaknya telah menerima bahwa ia telah memenangkan perang. Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan presiden Suriah akan tetap berkuasa untuk sementara waktu.

Pandangan Hunt berbeda dengan mantan Menteri Luar Negeri Boris Johnson yang pada 2017 menggambarkan Assad sebagai monster yang "memenggal kepala".

Pada bulan Desember, UEA mengumumkan akan membuka kembali kedutaannya di Damaskus setelah enam tahun absen. Menteri Luar Negeri UEA Dr Anwar Gargash mengatakan keputusan itu diambil setelah pembacaan yang cermat atas perkembangan di negara tersebut.

KEYWORD :

Rezim Assad Suriah Inggris




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :