Kamis, 09/05/2024 02:17 WIB

"Tresno" Cinta Seutuhnya dari Bramanta Wijaya

Mencintai tak sesederhana kata-kata butuh perjuangan dan proses, demikianlah Bramanta Wijaya menampilkan trilogi karyanya dengan hati.

Fashion designer Bramanta Wijaya terinspirasi budaya peranakan (Foto: Ecka Pramita)

Jakarta - Sebagai penutup dari trilogi rangkaian koleksi Bramanta Wijaya yang bicara tiga esensi hidup manusia yakni iman, pengharapan, dan kasih, "Tresno" menjadi bagian akhir dari tiga esensi ini.

Tresno yang berarti cinta dalam bahasa Jawa, menjadi tali yang saling mengaitkan dua esensi lainnya; iman dan pengharapan.

"Saya ingin mengungkapkan rasa cinta pada Tuhan, keluarga, sahabat dan akar budaya saya," ujarnya sebelum show dimulai di Jakarta, Jumat (7/12).

Kecintaan Bramanta pada akar budaya terefleksi lewat simbol-simbol yang diterjemahkan dalam motif dan potongan baju.

"Peranakan kebanyakan diterjemahkan ke Tionghoa, padahal itu artinya dua budaya berbeda yang menikah dan saling membawa tradisi masing-masing. Sebut saja ada Melayu, Tionghoa dan Eropa," ungkapnya.

Ketiga budaya tersebut menjadi paduan bahasa yang kaya dan mudah untuk dipadukan karena cinta yang mendalam pada akar budaya.

Hal inilah yang menjadikan Tresno sebagai koleksi yang sarat akan cinta terhadap budaya Indonesia yang majemuk.

Sebagai pamungkas, Bramanta ingin menyampaikan Tresno sebagai cinta seutuhnya, bukan sekadar kata cinta. Tidak sesimpel mencintai dengan perjalanan yang mulus tapi sudah disiapkan dan melalui prosesnya. Meski pernah menyerah tapi kembali menuju mencintai yang utuh.

KEYWORD :

Koleksi Tresno Bramanta Wijaya Fashion Show




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :