Jum'at, 26/04/2024 02:36 WIB

Tanpa Vero, Film Ahok Dirilis Kamis Pekan Ini

Banyak yang menyayangkan film ini tidak menghadirkan sosok perempuan yang selama berkarier mendampingi Ahok.

Film A Man Called Ahok karya sutradara Putrama Tuta akan tayang serentak di bioskop Kamis mendatang (Foto: Ecka Pramita)

Jakarta - Sejak peluncuran teasernya di YouTube pada September lalu, film ini A Man Called Ahok mendapat cukup banyak perhatian dari masyarakat luas.

Sutradara Putramatuta menceritakan proses pembuatan film yang terbilang cukup lancar. Sekitar 85 persen dari pembuatan film ini dilakukan di Gantung Belitung Timur.

Film ini dibuat tak sampai dua tahun mulai proses diskusi, observasi hingga eksekusi saat syuting. Lebih jauh lagi, Tuta mendatangi rumah keluarga Ahok, orang-orang terdekat di kelurga Ahok, hingga masyarakat di sekitar tempat tinggal demi mendapatkan kedalaman emosi dari setiap tokoh di film ini.

"Film A Man Called Ahok ini memang sebuah film drama yang didesain untuk membuat penontonnya tersentuh. Dalam film ini, saya juga menampilkan karakter Ahok dengan jujur namun dari sisi lain tidak diketahui banyak orang, saat ia bersama keluarga," terang Tuta usai Press Screening di Jakarta, Senin (5/11).

Dari banyaknya tokoh dalam cerita, lanjut Tuta, karakter dan drama hubungan antara Ahok dan ayahnya Kim Nam menjadi fokus utama dalam cerita. Kim Nam adalah pengusaha tambang di Belitung Timur yang dermawan sekaligus sosok ayah yang jujur dan teguh dalam pendirian

Keteguhan Kim Nam terhadap prinsip hidup yang diyakininya benar sering tidak sejalan dengan keinginan Ahok sebagai anaknya. Seiring berjalannya waktu, Ahok pun tumbuh menjadi dewasa dan sedikit demi sedikit mulai memahami nilai-nilai yang ditanamkan sang ayah sejak kecil.

Sayangnya film ini tidak menghadirkan sosok perempuan yang selama berkarier mendampingi Ahok secara penuh adegan. Termasuk saat pertama kali dimana Ahok dan Vero bertemu tidak digambarkan. Hanya sekilas saat di akhir acara yang membuat penonton menebak-nebak.

Menanggapi hal itu, Tuta mengatakan fokus film ini memang bukan ke percintaan mereka, tetapi lebih ke hubungan murni antara ayah dan anaknya. "Saya coba menggambarkan hubungan ayah dan anak yang natural dan apa adanya, penuh dengan emosi namun memiliki makna yang dalam," imbuh Tuta.

Secara garis besar film ini menggambarkan sebuah cerita tentang pembentukan karakter seorang anak yang dimulai dari keluarga. Bagaimana seorang anak dibesarkan oleh orangtuanya dengan nilai-nilai yang kelak akan membentuk karakternya di masa kini. 

KEYWORD :

Film Ahok Hubungan Keluarga




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :