Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro meyakini, Konprensi pers terkait capain Presiden Joko Widodo-Jusuf Kallah di Gedung PIA, Jakarta Selatan, Rabu (24/10).
Jakarta - Dalam empat tahun terakhir pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mampu meningkatkan ekspor komoditas pertanian. Bukan itu saja, tapi juga mampu menekan angka kemiskinan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro yang mewakili Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, peningkatan itu tidak lepas perombakan sejumlah kebijakan yang menghambat.
Terbukti pada 2013 Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sebesar Rp994,8 meningkat pada 2017 menjadi 1334,7 triliun. Peningkatan ini tidak lepas dari meningkatnya produksi pertanian.
"Tahun 2018 PDB juga diperkirakan akan meningkat 1463, 9 triliun," terang Syukur dalam Konprensi pers terkait capain Presiden Joko Widodo-Jusuf Kallah di Gedung PIA, Jakarta Selatan, Rabu (24/10).
Tren baik sektor pertanian, lanjut Syukur, terlihat dari data Badan Pusat Statistik (PBS) pada triwulan II-2018 pertanian menjadi sektor terbesar kedua setelah industri.
BPS merilis ekonomi Indonesia triwulan II-2018 terhadap triwulan tahun sebelumnya meningkat 4,21 persen quarter to quarter (q-to-q). Lapangan usah pertanian, dan perikanan mencatat pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 9,93 persen.
Dilihat dari struktur PDB dan pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha triwulan II-2018 dibanding tahun sebelumnya (y-on-y). Sumbangan sektor pertanian pada struktur PDB sebesar 13,63 persen, dengan pertumbuhan ekenomi 4,76 persen.
Pertanian juga turut berkontribusi menurukan tingkat inflasi. Inflasi bahan makanan 2017 sebesar 1,62 persen jauh lebih rendah dibandingkan inflasi bahan makanan 2013 sebesar 11,35 persen.dan sekaligus 2017 inflasi bahan makanan di bawah inflasi umum yang masih sebesar 3,6.
"Inflsi bahan makanan terjadi karena karena pasokan dalam negeri sangat memadai," pungkas Syukur.
KEYWORD :Kementan Jokowi Andi Amran Sulaiman