![Kesadaran untuk menerima perbedaan atau warna politik justru adalah kekayaan Indonesia. Dimana, oposisi bertindak sebagai pengawas atau kontrol atas roda pemerintahan.](https://www.jurnas.com/images/posts/1/2018/2018-05-01/40bf13c4e9235419c7627a5aca41e5e9_1.jpg)
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah saat menyampaikan orasi dihadapan ribuan buruh pada May Day, di depan Gedung DPR
Jakarta - Kesadaran untuk menerima perbedaan atau warna politik justru adalah kekayaan Indonesia. Dimana, oposisi bertindak sebagai pengawas atau kontrol atas roda pemerintahan.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Jumat (31/8). Menurutnya, oposisi akan mengkritisi pemerintah dalam setiap melakukan kesalahan."Artinya apa, oposisi itu adalah pupuk bagi kesehatan, pertumbuhan dan kemajuan kita. Jadi, oposisi adalah warning kepada pemerintah agar mereka melakukan yang positif secara terus menerus," kata Fahri.Baca juga :
Gus Halim: Selamat Ulang Tahun Pak Jokowi
Hal itu menanggapi momen pelukan antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto yang diinisiasi atlet Pencak Silat Hanifan Yudani Kusumah, saat merayakan kemenangan dalam pertandingan Asian Games 2018.
Gus Halim: Selamat Ulang Tahun Pak Jokowi
Baca juga :
Jokowi: Berkurban Wujud Rasa Syukur dan Ikhlas
Menurutnya, Prabowo justru ingin menunjukkan yang terbaik bagi bangsa dan negara melalui perolehan medali emas di Pencak Silat pada Asian Games 2018. Dimana, pencak silat menjadi digdaya dan memberikan prestasi yang begitu besar bagi Indonesia."Ketika dia (pencak silat) berada ditangan oposisi, ditangan Prabowo yang kita tahu dia orang yang justru tidak sependapat dengan pemerintah, malah menjadi olahraga penyumbang medali emas terbanyak," katanya.
Jokowi: Berkurban Wujud Rasa Syukur dan Ikhlas
Pilpres 2019 Presiden Jokowi Prabowo Subianto