Duque dikelilingi oleh pendukung setelah memberikan suaranya di Bogota (Foto: Reuters/Luisa Gonzalez)
Kolombia - Ivan Duque, aliran konservatif berhasil memenangkan pemilihan Presiden Kolombia, yang pertama sejak perjanjian perdamaian penting yang mengakhiri konflik lebih dari 50 tahun.
Pada Minggu waktu setempat, Duque mengamankan 54 persen suara lebih unggul dari saingan sayap kiri, Gustavo Petro, dengan jumlah suara 42 persen. Sementara, empat persen suara mengalami kerusakan.
Pada putaran pertama debat kandidat pada Mei, Duque menjadi yang pertama mengantongi hampir 40 persen suara, sementara Petro menerima 25 persen.
Kemudian pada putaran kedua, Duque juga berhasil mengamankan posisi. Itu semua dipengaruhi oleh kesepakatan damai yang kontroversial dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) pada 2016.
Duque yang berusi 41 berjanji untuk merombak pakta itu, sementara Petro, seorang pemberontak berusia 58 tahun dengan M-19 yang sekarang sudah mati, mendukung proses perdamaian itu.
Bukan hanya itu, Duque berjanji akan memihak para pengusaha dan memotong pajak perusahaan. Ia mengatakan pemerintahan kiri dapat mengubah secara tradisional Kolombia konservatif menjadi Venezuela baru, negara tetangga yang dilanda krisis yang dipimpin oleh sosialis Nicolas Maduro.
Dukungan untuk Duque juga mengali dari mantan Presiden Alvaro Uribe, salah satu kritikus keras dari kesepakatan damai FARC 2016.
Petro yang juga mantan walikota Bogota berjanji untuk mengambil alih elit politik, mendistribusikan tanah kepada orang miskin dan secara bertahap menghilangkan kebutuhan akan minyak dan batu bara.
Duque akan menggantikan Presiden Juan Manuel Santos, yang berupaya mengakhiri perang dengan FARC yang menewaskan 220.000 orang dan menyebabkan hampir tujuh juta orang menggantinya dengan Hadiah Nobel Perdamaian.
Duque akan presiden termuda Kolombia sejak 1872. Upacara pelantikannya akan berlangsung pada bulan Agustus. (Al Jazeera)
KEYWORD :Ivan Duque Kolombia