
Anggota Komisi III DPR RI, Wihadi Wiyanto
Jakarta - Radikalisme kampus dinilai lebih berbahaya daripada radikalisme yang muncul dari kampung-kampung karena tekanan ekonomi. Radikalisme dari kaum intelektual kampus bisa menularkan pada banyak orang. Tugas pemerintah harus membendung ini, karena sudah bersentuhan pula dengan ideologi negara.
Anggota Komisi III DPR RI Wihadi Wiyanto saat ditemui usai mengikuti rapat kerja dengan Kapolri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, menandaskan hal ini kepada Parlementaria, Selasa sore (5/6/2018)."Ternyata radikalisme itu tidak saja menyangkut masyarakat bawah, tapi juga kampus. Ini sangat mengkhawatirkan. Kampus adalah golongan intelektual. Kalau kaum intelektual terpapar radikalisme, maka negara harus punya perhatian khusus atas radikalisme kampus,” paparnya.Dulu radikalisme muncul karena tekanan ekonomi, tapi sekarang radikalisme sudah masuk kampus. Radikalisme dari kaum intelektual sangat berbahaya, karena pelakunya juga menggunakan logika untuk menciptakan teror.Baca juga.. :
Menurutnya, sumber-sumber radikalisme harus ditanggulangi sedini mungkin. Tautan-tautan radikalisme di dunia maya harus pula disetop agar tidak berkembang lebih lanjut.Sementara paham radikal yang sudah berkembang saat ini harus segera diminimalisir pemerintahnya diimbau melakukan pendekatan ideologi kepada kaum intelektual kampus yang sudah terpapar radikalisme.