Marlen Sitompul | Senin, 15/01/2018 11:13 WIB
Sekjen Partai Hanura, Syarifuddin Sudding
Jakarta - Sejumlah elite Partai Hanura memecat Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai ketua umum (Ketum) Partai Hanura. Apa sebenarnya alasan pemecatan OSO?
Sekretaris Jenderal (Sekjen)
Partai Hanura Syarifuddin Sudding mengatakan, pemecatan OSO sebagai Ketum Hanura berdasarkan aspirasi dari sejumlah pengurus DPD dan DPC.
"Saya menerima aspirasi 27 DPD dan lebih dari 400 DPC, saya selaku pimpinan partai mendengar aspirasi pengurus daerah," kata Sudding, ketika dihubungi, Jakarta, Senin (15/1).
Kata Sudding, setelah mendapat mosi tidak percaya dari daerah, maka dibawa ke rapat harian DPP
Partai Hanura. "Setelah kita sampaikan tentang dasar-dasar tingkat daerah, semua setuju untuk menonaktifkan ketua umum," katanya.
Sudding mengaku, ada sejumlah alasan yang disampaikan pengurus daerah terkait pemecatan OSO dari Ketum
Partai Hanura.
"Alasannya cukup banyak, salah satunya membuat kondusifitas tidak baik, melakukan pemecatan dengan tidak jelas alasannya, terkait rekomendasi Pilkada ganda," jelas Sudding.
Diketahui, Waketum Hanura Marsekal Madya (Purn)
Daryanto sebagai Plt Ketum.
Daryanto menyatakan siap untuk menjadi Plt Ketum
Partai Hanura. Menurutnya, hal itu dilandasi rasa tanggung jawab terhadap partai besutan Wiranto tersebut.
"Menunjuk saya sebagai Plt Ketua Umum
Partai Hanura Marsekal Madya Purnawirawan
Daryanto. Saya siap untuk melaksanakan tugas Plt karena dilandasi rasa tanggung jawab saya terhadap
Partai Hanura," kata
Daryanto, saat jumpa pers di Hotel Ambhara, Jakarta, Senin (15/1).
KEYWORD :
Partai Hanura Oesman Sapta Odang Daryanto