
Ketum Golkar, Setya Novanto
Jakarta - Meski berstatus sebagai tersangka kasus korupsi, Setya Novanto (Setnov) masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Hal itu dinilai menjadi "virus" yang bisa memperburuk citra partai.
Penilaian itu disampaikan Pakar Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, kepada Jurnas.com, Jakarta, Rabu (19/7).Kata Siti, jika partai berlambang pohon beringin itu tetap mempertahankan Setnov sebagai pimpinan, maka resiko yang akan dihadapi cukup besar. Misalnya, citra Golkar dihadapan publik tentu akan menjadi buruk.Baca juga :
Ini Kata Jokowi soal Pernyataan Agus Rahardjo
"Partai yang mempertahankan pucuk pimpinannya yang menjadi tersangka itu resikonya besar. Maka resiko itu yang harus ditanggung partainya," kata Siti.
Ini Kata Jokowi soal Pernyataan Agus Rahardjo
Baca juga :
Ini Kata Jokowi soal Pernyataan Agus Rahardjo
Atas dasar itu, kata Siti, Partai Golkar semestinya mengambil sikap tegas demi menyelamatkan citra partai ke depan. Jika tidak, maka status tersangka Setnov menjadi ancaman serius bagi Golkar."Semestinya partai ketika kadernya ditetapkan sebagai tersangka harus berhenti dan mundur. Misalnya ketika kader Demokrat dan PKS ditetapkan sebagai tersangka itu langsung mundur," terangnya.
Ini Kata Jokowi soal Pernyataan Agus Rahardjo
Setya Novanto Setnov Tersangka e-KTP Kasus e-KTP