Senin, 28/07/2025 18:39 WIB

Hepatitis Masih Mengintai, Kenali Penyebab dan Cara Pencegahannya

Apa Itu Hepatitis? Kenali Jenis, Bahaya, dan Cara Mencegahnya

Ilustrasi hepatitis (Foto: Taranature)

Jakarta, Jurnas.com - Hepatitis bukan sekadar istilah medis—ia adalah ancaman global yang diam-diam menyerang jutaan orang setiap tahunnya. Penyakit ini mengacu pada peradangan hati yang bisa disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol berlebih, paparan zat beracun, atau gangguan autoimun.

Namun dalam konteks global dan nasional, hepatitis virus menjadi perhatian utama. Ada lima jenis utama: hepatitis A, B, C, D, dan E. Masing-masing memiliki penyebab, pola penularan, dan dampak yang berbeda, namun semuanya bisa memicu gangguan hati serius bila tidak ditangani dengan baik.

Dikutip dari berbagai sumber, Hepatitis A dan E umumnya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Biasanya bersifat akut dan bisa sembuh tanpa komplikasi jangka panjang, meski tetap berisiko, terutama bagi orang dengan sistem imun lemah.

Sebaliknya, hepatitis B, C, dan D lebih berbahaya karena dapat berkembang menjadi infeksi kronis. Penularannya terjadi melalui darah, hubungan seksual tanpa pelindung, atau dari ibu ke bayi saat melahirkan.

Yang membuat hepatitis kian mengancam adalah sifatnya yang sering tanpa gejala. Banyak orang tak sadar bahwa mereka terinfeksi hingga penyakitnya berkembang menjadi sirosis atau kanker hati—dua kondisi yang bisa berakibat fatal.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, sekitar 6,7 juta penduduk Indonesia hidup dengan hepatitis B kronis, sementara 2,5 juta lainnya mengidap hepatitis C. Temuan ini berasal dari Survei Kesehatan Indonesia 2023, yang menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dan pencegahan masif di tingkat komunitas.

Kemenkes juga mencatat bahwa lebih dari 60 persen masyarakat Indonesia belum memiliki kekebalan terhadap hepatitis B, menjadikan mereka kelompok rentan untuk infeksi di masa depan. Ini memperkuat urgensi skrining dan vaksinasi, terutama di wilayah dengan prevalensi tinggi seperti Papua dan Maluku.

Meski terdengar menakutkan, kabar baiknya adalah hepatitis dapat dicegah. Vaksinasi menjadi langkah paling efektif, terutama untuk hepatitis A dan B. Di Indonesia, imunisasi hepatitis B sudah menjadi bagian dari program imunisasi dasar sejak bayi.

Selain vaksin, penerapan gaya hidup sehat juga sangat penting. Mencuci tangan sebelum makan, mengonsumsi makanan dan air bersih, serta menghindari perilaku berisiko seperti berbagi jarum suntik atau melakukan hubungan seksual tanpa kondom adalah langkah kunci.

Skrining atau pemeriksaan dini juga sangat disarankan, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi seperti tenaga medis, pengguna transfusi darah, atau orang dengan pasangan yang terinfeksi hepatitis. Deteksi dini memungkinkan pengobatan lebih cepat dan efektif.

Untuk hepatitis C, meskipun belum tersedia vaksin, pengobatan modern menggunakan Direct Acting Antiviral (DAA) telah terbukti mampu menyembuhkan lebih dari 95 persen kasus. Di Indonesia, pengobatan ini kini tersedia di berbagai rumah sakit rujukan.

Penting juga untuk menghilangkan stigma terhadap penderita hepatitis. Penyakit ini bukan aib, dan penderitanya membutuhkan dukungan agar mau melakukan pengobatan dan tidak menularkan virus ke orang lain tanpa sadar.

Dengan mengenali jenis-jenis hepatitis, memahami cara penularan, dan menjalani langkah pencegahan yang tepat, setiap orang bisa ikut berperan dalam mengurangi penyebaran. Eliminasi hepatitis sebagai ancaman kesehatan bukan mustahil—asal dimulai dari kesadaran bersama. (*)

KEYWORD :

Penyebab Hepatitis Pencegahan Hepatitis Hari Hepatitis Sedunia 28 Juli




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :