
Ilustrasi Oxford Sukses Hubungkan Chip Kuantum Lewat Teleportasi (Foto: PortalIndonesia)
Jakarta, Jurnas.com - Di tengah perlombaan membangun komputer kuantum yang andal, para peneliti kini menempuh jalur tak terduga: bukan lagi mengerahkan ribuan qubit dalam satu mesin, melainkan membagi beban kerja ke beberapa chip kecil dan menghubungkannya lewat teleportasi kuantum.
Ya, teleportasi — bukan dalam arti memindahkan benda secara fisik, melainkan memindahkan keadaan kuantum antar qubit yang terpisah ruang, menggunakan keterikatan kuantum (entanglement) dan sedikit data klasik.
Pendekatan ini baru saja dibuktikan oleh tim peneliti dari Universitas Oxford, yang berhasil menghubungkan dua chip kuantum terpisah sejauh hampir dua meter dan menjalankan gerbang logika antar keduanya. Ini bukan sekadar demonstrasi laboratorium, melainkan tonggak menuju arsitektur distributed quantum computing — sebuah cara baru merakit komputer kuantum skala besar.
Teleportasi Kuantum Jadi Tulang Punggung Baru
Dalam sistem tradisional, menambah jumlah qubit berarti menambah kompleksitas eksponensial dalam pengendalian dan koreksi kesalahan. Stabilitas runtuh saat sistem tumbuh. Pendekatan Oxford membalik logika ini: biarkan chip tetap kecil, tetapi saling terhubung seperti otak manusia yang tersusun dari banyak neuron kecil.
Teleportasi kuantum memungkinkan satu qubit "mentransfer jati dirinya" ke qubit lain di tempat berbeda tanpa harus dipindah fisik. Hal ini menghindari gangguan lingkungan yang selama ini membuat qubit begitu rapuh.
Dalam eksperimen ini, tim menggunakan sepasang qubit jaringan (yang jago berkomunikasi lewat cahaya) dan sepasang qubit sirkuit (yang memproses data). Setelah keterikatan dibentuk, teleportasi berhasil menjembatani kedua chip, seolah-olah mereka berada dalam satu sistem.
Dari Satu Gerbang ke Jaringan Komputer Kuantum
Lebih dari sekadar bukti konsep, tim Oxford membuktikan keandalan teleportasi ini dengan menjalankan algoritma Grover — teknik pencarian kuantum — melalui gerbang logika yang didistribusikan. Hasilnya? Akurasi 71%, cukup mengesankan untuk perangkat keras awal, dan sebagian besar kesalahan berasal dari ketidaksempurnaan lokal, bukan dari proses teleportasi itu sendiri.
Mereka juga berhasil menjalankan operasi SWAP dan iSWAP tanpa memindahkan ion dari tempatnya, memperkuat argumen bahwa jarak tidak lagi menjadi kendala utama dalam komputasi kuantum.
Fleksibilitas Jadi Kunci: Rakit, Upgrade, Ganti
Dengan memisahkan chip secara fisik, arsitektur ini memungkinkan perbaikan atau penggantian modul tanpa harus membongkar sistem pendingin ultra-dingin yang biasanya sebesar lemari pakaian. Ini bukan sekadar kemudahan teknis — ini adalah syarat mutlak untuk membangun pusat data kuantum yang bisa bertahan puluhan tahun.
“Fleksibilitas seperti ini bukan fitur tambahan, tapi fondasi dari arsitektur yang bisa tumbuh,” kata Dougal Main, fisikawan utama dalam riset ini.
Menuju Internet Kuantum
Apa yang terjadi di Oxford adalah awal dari sesuatu yang jauh lebih besar. Eksperimen serupa pada 2020 sudah membuktikan bahwa keterikatan kuantum bisa dikirim sejauh 43 kilometer melalui serat optik standar. Kini, dengan teleportasi antar-chip yang sukses, blueprint untuk internet kuantum mulai terbentuk.
Bayangkan: sensor, simulator, dan sistem enkripsi saling terhubung lintas kota, bahkan benua, menggunakan keterikatan kuantum. Dunia di mana pengobatan presisi, pencarian data besar, dan komunikasi yang tak bisa disadap menjadi mungkin.
Apa Selanjutnya?
Tantangannya belum selesai. Fidelity teleportasi harus ditingkatkan, jumlah qubit per modul diperluas, dan proses penciptaan pasangan keterikatan harus diotomatisasi. Namun, dengan standar terbuka dan kerja sama antar lab, jalan menuju jaringan komputer kuantum modular kini terbuka lebar.
Membangun satu superkomputer raksasa mungkin terlalu rumit. Tapi membangun jaringan komputer kecil yang saling terhubung? Itu kini bukan mimpi lagi.
Penelitian lengkap ini telah diterbitkan di jurnal Nature. Sumber: earth.com (*)
KEYWORD :Quantum Computing Quantum Teleportation Komputer Kuantum Oxford University