
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Foto: JACK GUEZ via REUTERS)
Jakarta, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melontarkan kritik keras terhadap proses hukum yang tengah dijalani Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Trump menyebut persidangan tersebut sebagai bentuk ketidakadilan yang berpotensi mengganggu negosiasi penting dengan Hamas serta upaya Amerika Serikat dalam merancang tatanan baru pascakonflik di Timur Tengah.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui platform Truth Social, Trump menyampaikan dukungannya terhadap Netanyahu, menyebutnya sebagai `pahlawan perang` yang tengah berperan penting dalam kerja sama dengan AS untuk menghadapi ancaman nuklir Iran.
“Ini sangat memalukan. Apa yang mereka lakukan terhadap Netanyahu adalah travesti keadilan yang dapat menghambat proses negosiasi dengan Iran dan Hamas,” ujar Trump.
Trump juga menyebut persidangan Netanyahu sebagai `perburuan penyihir politik` dan membandingkannya dengan berbagai tuntutan hukum yang ia hadapi di Amerika Serikat.
Ia menilai bahwa dakwaan terhadap Netanyahu terkait suap, penipuan, dan penyalahgunaan jabatan tidak relevan dalam konteks geopolitik saat ini.
Sumber dari Israel Hayom dan Channel 12 melaporkan bahwa Trump turut menekan Netanyahu secara tidak langsung untuk segera mengakhiri operasi militer di Gaza.
Hal ini menyusul ketegangan singkat antara Israel dan Iran pada awal bulan ini, yang dinilai membahayakan stabilitas regional.
Trump sebelumnya menyatakan kepada media bahwa ia mengharapkan gencatan senjata tercapai `dalam sepekan ke depan` dan memuji peran utusan Timur Tengah AS, Steve Witkoff, yang disebut telah menyusun kerangka kerja perdamaian yang mendekatkan pihak-pihak yang bertikai.
Netanyahu dikabarkan mulai menunjukkan kesiapan untuk mengakhiri konflik, meskipun dengan syarat-syarat yang dinilai tidak dapat diterima oleh Hamas.
Di sisi lain, Hamas mengaku telah menerima proposal Witkoff yang mencakup gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel, masuknya bantuan kemanusiaan, dan pembentukan administrasi sipil profesional di Jalur Gaza.
Akan tetapi, kelompok tersebut juga menuduh Netanyahu sengaja menghambat kemajuan negosiasi, dengan tujuan memperpanjang konflik dan mengalihkan perhatian dari masalah hukum yang ia hadapi.
Meski berada di bawah tekanan diplomatik dari Washington, pengadilan Israel menolak permintaan untuk menunda persidangan Netanyahu.
Hakim menyatakan bahwa tidak ada alasan hukum yang cukup untuk melakukan penundaan. Proses hukum tetap berjalan di tengah klaim militer Israel bahwa mereka telah menyelesaikan sebagian besar target operasional di Gaza.
Netanyahu dijadwalkan mengunjungi Washington pada Juli mendatang. Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, akan lebih dahulu terbang ke AS untuk mempersiapkan agenda pertemuan dengan pihak Gedung Putih, yang akan membahas situasi di Gaza, isu sandera, normalisasi hubungan regional, dan masa depan diplomasi AS-Iran.
Dalam pernyataannya, Trump juga menyinggung peran besar AS dalam mendukung Israel secara finansial dan militer.
“Amerika Serikat mengeluarkan miliaran dolar setiap tahun untuk mendukung dan melindungi Israel. Kami tidak akan tinggal diam menyaksikan ketidakadilan ini,” tegasnya.
KEYWORD :Gaza Donald Trump Netanyahu Israel