Sabtu, 21/06/2025 17:36 WIB

Hari Krida Pertanian 2025, Sejarah, Makna hingga Tujuan Peringatannya

Setiap tanggal 21 Juni, Indonesia memperingati Hari Krida Pertanian (HKP), simak sejarah, makna hingga tujuan peringatannya

Ilustrasi Hari Krida Pertanian (Foto: RRI)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap tanggal 21 Juni, Indonesia memperingati Hari Krida Pertanian (HKP)—momen penting yang didedikasikan sebagai bentuk syukur dan penghargaan atas kerja keras para petani, peternak, pekebun, serta seluruh pelaku sektor agrikultur yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Tahun ini, HKP 2025 hadir sebagai perayaan istimewa di tengah pencapaian sektor pertanian yang mencetak sejumlah rekor.

Makna dan Sejarah Hari Krida Pertanian

Secara etimologis, kata krida dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna “olah, perbuatan, atau tindakan”—cerminan dari jerih payah dan ketekunan para petani yang berjuang dalam diam, namun memberi dampak nyata bagi bangsa, demikian dikutip Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Hari Krida Pertanian pertama kali dicetuskan pada Konferensi Nasional Pertanian ke-2 di Bogor tahun 1960, sebagai wujud perhatian terhadap isu-isu pertanian dan modernisasi agrikultur. Tanggal 21 Juni 1961 pun ditetapkan sebagai Hari Tani Nasional, sebelum kemudian Presiden Soeharto secara resmi mengubahnya menjadi Hari Krida Pertanian pada tahun 1972, untuk lebih menekankan aspek pengabdian, prestasi, dan syukur, demikian dikutip RRI.

Dari sisi astronomis dan budaya agraris, 21 Juni bertepatan dengan saat matahari berada di titik balik utara (23½° LU). Berdasarkan sistem Pranata Mangsa (kalender musim Jawa), momen ini menandai akhir masa panen dan awal musim tanam baru—momen spiritual untuk bersyukur sekaligus memulai babak baru dalam siklus pertanian.

Pencapaian HKP 2025, Rekor Stok Beras

HKP 2025 dirayakan dengan optimisme. Per Mei 2025, stok beras Bulog menembus 3,7 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah lembaga itu sejak berdiri pada 1969. Bahkan angka ini melampaui masa swasembada tahun 1984—sebuah tonggak yang patut dibanggakan.

Produksi beras nasional juga menunjukkan tren positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa selama Januari–Februari 2025, produksi beras mencapai 3,28 juta ton, naik lebih dari 1 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Keberhasilan ini memberi ruang bagi pemerintah menggulirkan program bantuan sosial beras tanpa mengganggu harga di pasar. Sebuah pencapaian yang menunjukkan bahwa ketahanan pangan bukan lagi sekadar wacana, tetapi realita yang dibangun bersama, demikian dikutip Antara.

Tantangan dan Harapan: Regenerasi Petani dan Perlindungan Lahan

Namun, di balik angka-angka membanggakan itu, tantangan serius masih membayangi. Rata-rata usia petani yang menua menjadi sorotan. Tapi ada secercah harapan: Sensus Pertanian 2023 mencatat 6,18 juta petani milenial (usia 19–39 tahun) atau 21,9% dari total petani nasional. Program Petani Milenial yang digagas pemerintah menjadi motor penting regenerasi ini.

Tantangan lainnya datang dari alih fungsi lahan. Dalam lima tahun terakhir, sekitar 79 ribu hektare sawah hilang karena konversi lahan. Untuk itu, pemerintah menetapkan 8,73 juta hektare Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) sebagai kawasan lindung, termasuk 4,55 juta hektare sawah baku yang kini dilindungi secara hukum dari konversi, demikian dikutip Antara.

Menatap Masa Depan Pertanian Indonesia

Hari Krida Pertanian bukan hanya ajang peringatan, tetapi momentum reflektif untuk melihat sejauh mana sektor pertanian telah melangkah—dan ke mana arah yang ingin dituju.

Perubahan iklim, ancaman hama, dinamika geopolitik, hingga volatilitas pasar global merupakan tantangan nyata yang harus terus diantisipasi. Namun, dengan dukungan kebijakan yang tepat, teknologi pertanian yang terus berkembang, serta semangat regenerasi yang mulai tumbuh, masa depan pertanian Indonesia tetap menjanjikan.

Sebagaimana nilai-nilai yang diusung oleh HKP, saatnya bangsa ini terus memberi tempat yang lebih layak bagi para penjaga pangan. Karena mereka bukan hanya pahlawan desa, tetapi penjaga peradaban. (*)

KEYWORD :

Hari Krida Pertanian 21 Juni Peringatan hari krida pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :