Sabtu, 21/06/2025 02:32 WIB

Lawan Israel, Khamenei Kutip Surat Ali Imran Ayat 139, Apa Artinya?

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengutip Al-Quran Surat Ali Imran ayat 139 dalam melawan Israel dan tekanan Amerika Serikat

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (FOTO: WANA/AFP)

Jakarta, Jurnas.com - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tegas dan penuh makna spiritual, menanggapi serangan militer Israel ke wilayah Iran dan eskalasi terbaru dalam konflik Timur Tengah. Respon itu pun cukup menyita perhatian publik, menuai ragam reakasi, terutama di media sosial.

Dalam pidato pada Rabu siang (18/6) yang disiarkan televisi nasional, serta dipublikasikan di platform media sosial X, Khamenei mengingatkan bangsanya agar selalu berpegang teguh pada ayat suci Al-Quran. Dalam kesempatan itu, ia turut mengutip QS Ali Imran:139. Lantas, apa artinya? Lalu, bagaimana konteksnya? Berikut adalah ulasannya yang dikutip dari berbagai sumber.

Surat Ali ‘Imran Ayat 139

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِين

Arab-Latin: Wa lā tahinụ wa lā taḥzanụ wa antumul-a`launa ing kuntum mu`minīn

"Janganlah kamu merasa lemah dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamu orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."

Ayat ini nampaknya dijadikan landasan moral dan spiritual untuk membangkitkan kekuatan psikologis rakyat Iran dalam menghadapi tekanan militer dan politik dari luar, termasuk dari Israel dan Amerika Serikat. Serta keyakinan akan kemenangan.

Kutipan ayat Al-Quran ini tidak muncul dalam ruang hampa. Dalam konteks Iran belakangan ini, pesan itu menjadi lebih dari sekadar penghibur spiritual.

Pesan itu juga tersirat perlawanan ketika rudal Israel menghantam fasilitas nuklir dan pabrik persenjataan Iran dalam Operasi Rising Lion pada Jumat (13/6/2025) lalu. Dalam peristiwa itu, menurut Irna, seperti dikutip Metrotv, NU Online, dilaporkan beberapa komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan ilmuwan nuklir menjadi korban. Selain itu, warga sipil, termasuk anak-anak, berada di antara korban.

Ali Khamenei menyebut, serangan balasan Iran ke Israel seperti ke Haifa belakangan ini dirancang bukan untuk membalas dendam, tetapi sebagai tanggapan rasional terhadap apa yang disebutnya sebagai "kejahatan dan kebodohan Zionis", demikian dikutip Leader.

Pesan itu juga disebut sebagai bentuk respon dari gugurnya para "Syuhada", termasuk jenderal Iran yang memimpin Pasukan Quds Qasem Soleimani, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, korban di Gaza, Palestina hingga tekanan yang dirasakan oleh beberana negara di Timur Tengah. Pesan itu juga sekaligus pujian terhadap bangsa Iran yang tetap teguh, tegar, dan berani dalam menghadapi kondisi serang Isral, serta ancaman dari Amerika Serikat melalui Donald Trump yang cukup kontroversial belakangan ini.

Sementara itu, dalam sejarah Islam, ayat tersebut diturunkan setelah kekalahan kaum Muslim dalam Perang Uhud—sebuah peristiwa yang mengguncang jiwa dan moral umat, bahkan membuat sebagian mempertanyakan janji kemenangan dari Allah. Namun, melalui wahyu ini, Allah menegaskan bahwa kekalahan bukan akhir, melainkan bagian dari pergiliran takdir dalam sejarah manusia.

Dalam tafsir resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, ayat ini dimaknai sebagai motivasi untuk bangkit dari kekalahan dan luka, dengan menegaskan bahwa mereka yang tetap beriman justru sedang berada pada posisi paling mulia di sisi Tuhan. Kekalahan bersifat sementara, sementara iman dan perjuangan yang ikhlas adalah kekuatan sejati.

QS Ali `Imran:139 menjadi kerangka mental bahwa kekuatan tidak lahir dari jumlah senjata semata, tetapi dari keyakinan yang kokoh, terutama ketika bangsa sedang diuji.

Lebih jauh, ayat ini juga mengandung pelajaran penting tentang makna kesyahidan dan pengorbanan. Tafsir Kemenag RI menyebut bahwa kekalahan Uhud membawa syahid bagi sebagian kaum Muslim, sebagai saksi kebenaran dan sebagai cara Allah memisahkan yang tulus dari yang munafik. Secara tidak langsung, dalam cara yang mirip, Iran kini membingkai setiap pengorbanan sebagai bagian dari jalan sejarah bangsa yang tidak tunduk kepada kehinaan. 

Dengan demikian, seruan Khamenei bukan hanya pesan kepada rakyat Iran, melainkan juga sinyal kepada dunia. Bahwa di balik rudal dan konflik, ada ayat yang hidup dan menggerakkan jutaan manusia untuk tetap berdiri, untuk tetap percaya, dan untuk tidak menyerah meski diterpa badai kekuatan besar. QS Ali `Imran:139 tidak hanya menjadi ayat dalam mushaf, tetapi telah menjelma sebagai asas perlawanan spiritual dan politik di tengah dunia yang kian keras dan manipulatif.

Di tengah kabut perang yang menyesakkan, Iran justru mendasarkan perlawanan pada pesan langit yang menenangkan: jangan lemah, jangan bersedih, karena selama iman masih menyala, derajat bangsa akan tetap tinggi. Inilah keyakinan yang, menurut Khamenei, tidak bisa dipahami oleh mereka yang terbiasa menundukkan musuh dengan ancaman, tetapi tak mengerti bagaimana bangsa bisa bangkit karena memegang teguh ayat suci Al-Quran yang hidup dalam jiwa mereka.

Ali Khamenei pun megimbau agar bangsa Iran tetap tawakal kepada Allah SWT Yang Maha Tinggi. Ia jga turut mengutip QS. Ali Imran ayat 126. "Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Mahabijaksana. Allah SWT pasti akan menolong rakyat Iran dan pihak yang benar, insya Allah," ujarnya. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Ali Khamenei Al-Quran Ali Imran Iran Republik Islam Iran Israel




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :