Minggu, 08/06/2025 13:46 WIB

Hari Keamanan Pangan Sedunia 2025, Sejarah dan Makna di Belakangnya

Tujuan utama dari peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia adalah membangun kesadaran bahwa makanan yang kita konsumsi harus melalui proses yang aman dan higienis.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, melakukan pengecekan Pemenuhan Persyaratan Keamanan Pangan di Ritel Modern Superindo Kota Depok, Jawa Barat, Senin, (27/3/2023).

Jakarta, Jurnas.com - Setiap tahun pada 7 Juni, dunia memperingati Hari Keamanan Pangan Sedunia sebagai bentuk kepedulian global terhadap pentingnya makanan yang aman dikonsumsi. Peringatan ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mendorong kesadaran dan aksi nyata di seluruh rantai pasok pangan.

Dikutip dari berbagai sumber, momentum ini berawal dari inisiatif Kosta Rika yang secara resmi mengusulkan penetapannya dalam forum pembangunan berkelanjutan di markas PBB pada Juli 2018. Dukungan luas dari berbagai organisasi internasional seperti FAO dan WHO menguatkan langkah PBB untuk mengadopsi resolusi resmi pada Desember 2018.

Resolusi 73/250 yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 7 Juni sebagai Hari Keamanan Pangan Sedunia. Sejak tahun 2019, peringatan ini diselenggarakan secara rutin di berbagai negara sebagai bagian dari agenda kesehatan dan ketahanan pangan global.

Tujuan utama dari peringatan Hari Pangan Sedunia adalah membangun kesadaran bahwa makanan yang kita konsumsi harus melalui proses yang aman dan higienis. Sebab, kontaminasi makanan bisa terjadi kapan saja—mulai dari panen, pengolahan, distribusi, hingga penyajian di meja makan.

Dikutip dari laman WHO, tahun 2025, tema yang diangkat adalah “Food Safety: Science in Action”, yang menyoroti pentingnya ilmu pengetahuan dalam menjaga keamanan pangan. Melalui pendekatan ilmiah, kita dapat memahami sumber bahaya dan menemukan solusi yang tepat untuk mencegah penyakit akibat makanan.

WHO mencatat bahwa setiap harinya, sekitar 1,6 juta orang jatuh sakit akibat makanan yang tidak aman. Bahkan, lebih dari 200 jenis penyakit dapat ditularkan melalui makanan, mulai dari diare ringan hingga kanker yang mematikan.

Masalah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menimbulkan beban ekonomi yang besar. Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, kerugian akibat penyakit bawaan makanan diperkirakan mencapai 110 miliar dolar AS setiap tahunnya.

Karena itu, keamanan pangan tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab satu pihak. Pemerintah, produsen, pelaku usaha, dan konsumen semuanya memiliki peran penting dalam menjaga agar makanan tetap aman dari ladang hingga ke meja makan.

FAO dan WHO sebagai lembaga internasional menjalankan peran strategis dalam pengawasan dan edukasi keamanan pangan secara global. FAO berfokus pada produksi dan distribusi pangan, sementara WHO menangani isu-isu kesehatan masyarakat terkait makanan.

Namun, kolaborasi di tingkat global saja tidak cukup tanpa keterlibatan masyarakat secara langsung. Konsumen juga harus memahami cara menangani makanan dengan benar agar tidak menjadi penyebab masalah kesehatan di rumah tangga mereka sendiri.

Hal ini menjadikan Hari Keamanan Pangan Sedunia sebagai momen reflektif sekaligus edukatif bagi seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya untuk mengingat pentingnya makanan yang aman, tetapi juga untuk menumbuhkan budaya tanggung jawab bersama.

Dengan meningkatnya tantangan global seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan perdagangan pangan lintas negara, risiko terhadap keamanan makanan turut bertambah kompleks. Oleh karena itu, pendekatan ilmiah yang terintegrasi sangat penting untuk merespons perubahan ini secara adaptif dan berkelanjutan.

Melalui peringatan ini, WHO dan FAO berupaya mengangkat keamanan pangan ke dalam prioritas agenda publik internasional. Harapannya, beban penyakit akibat makanan dapat ditekan dan hak setiap individu atas makanan yang sehat dan aman dapat terus terjaga.

Hari Keamanan Pangan Sedunia menjadi pengingat bahwa makanan bukan hanya soal ketersediaan, tetapi juga tentang kualitas dan keamanannya. Maka dari itu, langkah kecil seperti mencuci tangan, menyimpan makanan dengan baik, hingga memasak dengan benar dapat menjadi kontribusi nyata bagi kesehatan bersama.

Dalam dunia yang saling terhubung, keamanan pangan adalah isu lintas batas yang memerlukan aksi kolektif. Dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan membangun kesadaran publik, kita bisa menciptakan sistem pangan yang lebih kuat dan tahan terhadap berbagai ancaman. (*)

KEYWORD :

Hari Keamanan Pangan Sedunia Keamanan pangan Peringatan hari keamanan pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :