
Ilustrasi seorang perempuan sedang berdiri (Foto: Pexels/Roman Biernacki)
Jakarta, Jurnas.com - Meski dianggap lebih sehat daripada duduk, berdiri terlalu lama ternyata menyimpan risiko tersendiri bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Duduk terlalu lama memang sudah terbukti berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung, stroke, dan kematian dini. Namun, studi terbaru dari University of Sydney menyebutkan bahwa berdiri terlalu lama juga tidak otomatis lebih baik bagi kesehatan jantung.
Penelitian yang diterbitkan di International Journal of Epidemiology ini menganalisis data dari lebih dari 83.000 partisipan di Inggris. Mengutip laman Medical News Today, dengan menggunakan akselerometer (alat pelacak aktivitas), para ilmuwan mengukur durasi duduk dan berdiri, lalu mengaitkannya dengan data kesehatan jantung dan pembuluh darah peserta.
Hasilnya, durasi berdiri tidak terbukti menurunkan risiko penyakit jantung. Sebaliknya, risiko gangguan peredaran darah meningkat sekitar 11% untuk setiap tambahan 30 menit berdiri setelah melewati dua jam per hari.
Hal ini terjadi karena saat berdiri diam, otot tidak cukup aktif untuk membantu mengalirkan darah kembali ke jantung. Akibatnya, darah dapat mengendap di kaki dan memicu berbagai gangguan seperti varises atau bahkan pembekuan darah.
Temuan ini sekaligus menegaskan bahwa aktivitas fisik lebih penting daripada sekadar mengubah posisi tubuh. Berdiri dalam waktu lama tanpa bergerak tetap dianggap sebagai bentuk ketidakaktifan.
Tak hanya itu, studi juga mencatat bahwa duduk lebih dari 10 jam per hari meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan sirkulasi. Risiko ini bertambah signifikan seiring bertambahnya waktu duduk harian.
Dengan kata lain, baik duduk maupun berdiri dalam waktu lama sama-sama memiliki dampak negatif jika tidak diimbangi dengan gerakan. Oleh karena itu, penting untuk tetap aktif secara fisik sepanjang hari.
Para peneliti menyarankan agar posisi duduk dan berdiri diselingi dengan aktivitas seperti berjalan ringan. Bahkan gerakan sederhana seperti naik tangga atau berjalan keliling ruangan dapat membantu menjaga sirkulasi darah tetap lancar.
Ahli bedah vaskular, Dr. Christopher Yi, mendukung temuan ini karena ia kerap menangani pasien dengan gangguan peredaran akibat berdiri lama. Ia menyarankan agar durasi berdiri tidak lebih dari dua jam tanpa jeda gerakan.
Menurutnya, penelitian lanjutan sebaiknya juga mengamati perbedaan antara berdiri pasif dan berdiri aktif. Kombinasi antara berdiri, duduk, dan bergerak dinilai lebih ideal untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Dengan demikian, kunci menjaga kesehatan jantung bukan hanya mengurangi duduk, tapi juga memperbanyak gerakan. Tubuh manusia memang dirancang untuk bergerak, bukan diam dalam posisi apa pun terlalu lama.
KEYWORD :Berdiri Terlalu Lama Kesehatan Jantung Pembuluh Darah