Senin, 05/05/2025 23:46 WIB

Hari Bidan Sedunia 5 Mei, Ini Sejarah hingga Tujuan Peringatannya

Setiap tanggal 5 Mei, dunia memperingati Hari Bidan Sedunia (International Day of the Midwife/IDM), momen penting untuk mengapresiasi kontribusi luar biasa para bidan dalam sistem kesehatan global, khususnya dalam layanan kesehatan seksual, reproduksi, ibu dan anak.

Ilustrasi - Hari Bidan Sedunia 5 Mei, Ini Sejarah hingga Tujuan Peringatannya (Foto: Pexels/Kaboompics)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap tanggal 5 Mei, dunia memperingati Hari Bidan Sedunia (International Day of the Midwife), momen penting untuk mengapresiasi kontribusi luar biasa para bidan dalam sistem kesehatan global, khususnya dalam layanan kesehatan seksual, reproduksi, ibu dan anak.

Mengutip berbagai sumber, Hari Bidan Sedunia pertama kali diresmikan pada tahun 1992 oleh International Confederation of Midwives (ICM), meskipun gagasannya telah dibahas sejak tahun 1987 dalam konferensi ICM di Belanda. Sejak itu, lebih dari 50 negara turut memperingatinya melalui kampanye kesehatan, seminar, pelatihan, hingga aksi publik yang menyoroti peran krusial bidan.

Mengapa 5 Mei dipilih sebagai Hari Bidan Sedunia? Tanggal 5 Mei dipilih untuk menyatukan suara global dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya profesi bidan.

Sejak penetapan resminya, Hari Bidan Sedunia menjadi momentum tahunan untuk mengkampanyekan pentingnya layanan kebidanan berkualitas. Kemudian, meningkatkan standar pendidikan dan pelatihan bidan. Lalu, mendorong pengakuan atas peran strategis bidan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

Tahun ini, tema Hari Bidan Sednia ialah "Midwives: Critical in Every Crisis", menyoroti peran sentral bidan di tengah krisis yang terus meningkat—mulai dari bencana alam, konflik bersenjata, hingga dampak perubahan iklim.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bidan dapat menyediakan hingga 90% layanan kesehatan seksual, reproduksi, maternal, bayi baru lahir, dan remaja (SRMNAH)—bahkan dalam kondisi darurat sekalipun.

Di tengah dunia yang dilanda krisis bertubi-tubi, dari pandemi hingga bencana iklim, peran bidan menjadi semakin penting. Mereka tidak hanya membantu persalinan, tapi juga mampu memberikan perawatan antenatal dan postnatal yang aman, menyediakan layanan kontrasepsi dan aborsi yang komprehensif.

Kemudian, mendampingi penyintas kekerasan berbasis gender, mendukung pemberian ASI dan gizi anak, dan mengedukasi komunitas agar siap menghadapi keadaan darurat.

Di banyak wilayah, terutama di negara berkembang, bidan adalah tenaga kesehatan pertama sekaligus satu-satunya yang dapat diandalkan masyarakat. Mereka bukan hanya membantu kelahiran, tetapi juga menjadi pelindung kesehatan perempuan dan keluarga.

Peringatan ini juga menjadi cermin kualitas tenaga bidan di suatu negara. Di Indonesia, peran bidan tak hanya vital dalam layanan kehamilan dan persalinan, tapi juga dalam edukasi keluarga berencana, pencegahan kematian ibu dan bayi, hingga pelayanan kesehatan remaja.

Peran bidan sangat penting dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi (SDG 3: Kehidupan Sehat), meningkatkan kesetaraan gender (SDG 5), dan memberikan akses kesehatan universal dan inklusif (SDG 10).

Untuk itu, Hari Bidan Sedunia tidak hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga panggilan untuk bertindak. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat sipil diajak untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan, menjamin perlindungan dan kesejahteraan bidan di lapangan, serta mendorong partisipasi aktif bidan dalam kebijakan publik dan krisis kemanusiaan. (*)

KEYWORD :

Hari Bidan Sedunia 5 Mei Peringatan hari bidan IDM 2025




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :