
Ilustrasi menjaga hutan - Peringatan Hari Hutan Sedunia (Foto Ksdae Menlhk)
Jakarta, Jurnas.com - Hari ini, 21 Maret, diperingati sebagai World Forestry Day atau Hari Hutan Sedunia. Meski mungkin terdengar baru bagi sebagian orang, peringatan ini memiliki makna yang cukup mendalam dan penting bagi kelestarian bumi kita.
Hari Hutan Sedunia pertama kali digagas pada 1971 dan resmi diperingati pada 21 Maret 2013, berdasarkan resolusi PBB yang diambil pada 28 November 2012. Namun, tujuan utama dari peringatan ini sudah jelas sejak awal, yaitu untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya hutan dan upaya pelestariannya.
Sebelumnya, pada tahun 2007, Indonesia menjadi tuan rumah peringatan Hari Hutan Sedunia pertama yang diadakan di Bali. Peringatan tersebut dihadiri oleh berbagai negara dan menjadi cikal bakal inisiasi global untuk merayakan keberadaan hutan di seluruh dunia.
Tema Hari Hutan Sedunia 2025 mengangkat "Forests and Innovation: New Solutions for a Better World". Tema ini menyoroti bagaimana teknologi dan inovasi dapat memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan hutan dan ekosistemnya.
Inovasi menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan hutan dan ekosistem yang mendukung kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Terlebih, saat bumi tengah menghadapi ancaman krisis iklim dan deforestasi atau kerusakan hutan.
Dalam beberapa dekade terakhir, kerusakan hutan dunia semakin memprihatinkan, dengan hilangnya sekitar 32 juta hektar hutan setiap tahunnya. Fenomena ini mempengaruhi keanekaragaman hayati dan berkontribusi besar terhadap perubahan iklim di dunia.
Di Indonesia, masalah deforestasi juga menjadi tantangan besar. Menurut data dari Kementerian Kehutanan Indonesia, pada 2024, luas lahan berhutan Indonesia mencapai 95,5 juta hektare, atau sekitar 51,1% dari total daratan negara.
Meski begitu, angka deforestasi netto Indonesia pada 2024 tercatat 175,4 ribu hektar, yang sebagian besar terjadi pada hutan sekunder. Sebagai respons, pemerintah mengeklaim telah melakukan upaya rehabilitasi dan reforestasi yang cukup signifikan, dengan 217,9 ribu hektar hutan dan lahan yang direhabilitasi pada tahun ini.
Untuk mengatasi deforestasi, pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan, termasuk pengendalian kebakaran hutan, moratorium izin baru, dan rehabilitasi hutan dan lahan. Langkah-langkah ini diharapkan bisa menekan angka kerusakan hutan dan menjaga ekosistem untuk generasi mendatang.
Langkah dan upaya ini juga disebut sejalan dengan program Indonesia FOLU Net Sink 2030, yang bertujuan untuk menurunkan emisi karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya, serta mencapai keseimbangan emisi dan serapan karbon pada tahun 2030.
Peringatan Hari Hutan Sedunia juga mengingatkan kita akan peran hutan dalam kehidupan manusia. Hutan bukan hanya sebagai penyedia oksigen, tetapi juga berfungsi sebagai penyangga iklim dan sumber daya alam yang tak terbarukan.
Sebagai individu, kita dapat berpartisipasi dengan melakukan penanaman pohon dan mendukung kebijakan yang ramah lingkungan. Setiap tindakan kecil kita memiliki dampak besar bagi keberlangsungan hutan dan kehidupan di bumi.
KEYWORD :Hari Hutan Sedunia Peringatan Hari Hutan Deforestasi