Rabu, 15/01/2025 20:18 WIB

Pendidikan Vokasi Kunci Gapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Pendidikan vokasi dinilai sebagai kunci dalam mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen, dan menekan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen.

Siswa SMK PK Penerbangan Cakra Nusantara melakukan magang di PT Dirgantara Indonesia (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Pendidikan vokasi dinilai sebagai kunci dalam mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen, dan menekan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen.

Kedua poin tersebut tertuang dalam Prabowonimics yang mencakup delapan misi asta cita, 17 program prioritas, dan 8 program terbaik cepat.

Anggota kelompok tim kerja penyusun Prabowonomics sekaligus Direktur Eksekutif Kadin Institute, Mulya Amri mengatakan, perlu sinergi yang baik antara dunia usaha dunia industri dan pendidikan, khususnya vokasi.

Menurut dia, pendidikan vokasi perlu diarahkan mendukung pencapaian target ke sektor prioritas yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Pendidikan vokasi merupakan salah satu hal kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen maupun menurunkan kemiskinan ekstrim sampai 0 persen," kata Mulya dalam kegiatan Vocationomics yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Kemdikdasmen baru-baru ini.

Mulya menjelaskan, state of the nation yang menjadi acuan adalah mandat bangsa yang disampaikan dalam pembukaan UUD 1945. Dalam hal melindungi segenap bangsa Indonesia, key performance indicator (KPI) yang digunakan adalah meningkatkan angka harapan hidup.

Poin memajukan kesejahteraan umum adalah menurunkan jumlah penduduk miskin ekstrim mencapai 0 persen. Sementara mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan dengan mengurangi jumlah penduduk yang kurang gizi serta meningkatkan skor PISA.

"Target tersebut cukup ambisius tetapi bisa dicapai dengan kerja keras. Bahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, sudah dibuat economic model, dan bisa tercapai di tahun ketiga," ujar dia.

Peluang pendidikan vokasi dalam mendorong ekonomi salah satunya berada pada penyiapan tenaga kerja yang memiliki skill relevan. Untuk menunjang program makan bergizi gratis dibutuhkan setidaknya 54 orang per kecamatan yang terdiri atas kepala dapur, juru masah, juru cuci, transporter, nutrisionis, dan admin.

Adapun program renovasi sekolah yang mencapai 501.641 ruang kelas rusak membutuhkan tukang, mandor, dam arsitek dalam jumlah besar.

Selain itu, pendidikan vokasi juga dapat turut berkontribusi dalam bentuk membangun kemitraan strategis dengan dunia usaha dan dunia industri. Mulya menyebut, opsi trek pertumbuhan ekonomi 8 persen terbagi menjadi tiga.

Trek pertama adalah aktivitas perusahaan global besar, trek kedua adalah aktivitas oleh perusahaan Indonesia besar, dan trek ketiga adalah aktivitas oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Tenaga kerja akan mengikuti peluang ekonomi. Kita lihat bahwa upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen harus mengikutsertakan kerja sama yang erat antar prusahaan multinasional, perusahaan besar Indonesia di trek 2, dan UMKM trek 3. Ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Tidak bisa sendiri-sendiri," Mulya menegaskan.

Di sisi lain, pendidikan vokasi sudah menjalankan sinergi antara pendidikan dan ekonomi. Kegiatan Vocationomics menjadi salah satu forum kebijakan yang memberi ruang interaksi antar-pemangku kepentingan bahwa pembangunan pendidikan tidak bisa lepas dari tren perkembangan ekonomi.

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Adi Nuryanto mengatakan, pendidikan vokasi mempersiapkan lulusan untuk langsung terjun ke industri dengan keterampilan yang relevan dan spesifik.

Pada kegiatan yang dihadiri oleh 800 lebih peserta itu, Adi mengajak peran serta para mitra di sekolah vokasi dan industri untuk bersama-sama menciptakan ekosistem yang lebih inklusif, produktif, dan berkelanjutan untuk dapat mengakselerasi modernisasi sektor ekonomi tradisional, mempercepat industrialisasi, dan mendorong terciptanya ekonomi berbasis pengetahuan.

"Dengan fokus pada pengembangan kemampuan teknis dan profesional, lulusan pendidikan vokasi dapat menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja yang semakin kompleks, sekaligus mendorong mobilitas sosial dan ekonomi individu," ujar Adi.

Dekan Sekolah Vokasi UGM, Agus Maryono menegaskan vokasi sangat bersinggungan dengan program prioritas ataupun asta cita Presiden Prabowo Subianto. Namun yang menjadi tantangan saat ini adalah jumlah peserta didik vokasi, khususnya mahasiswa masih sedikit.

"Kalau kita lihat statistiknya, jumlah mahasiswa vokasi itu hanya 8 persen dari semua jumlah mahasiswa Indonesia. di UGM dari seluruh jumlah mahasiswa yakni 70 ribu, mahasiswa vokasi hanya 8 ribu di antaranya. Saya meyakini hal ini terjadi juga di kampus dan Politeknik," kata Agus.

KEYWORD :

Pendidikan Vokasi Mitras Dudi Kemdikdasmen Pertumbuhan Ekonomi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :