Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman
Jakarta, Jurnas.com - Penguatan fungsi penyuluh pertanian dinilai menjadi kunci dalam mempercepat penyaluran program strategis dan meningkatkan serapan anggaran sektor pertanian. Penyuluh dipandang sebagai ujung tombak lapangan yang memastikan bantuan pemerintah benar-benar sampai kepada petani secara tepat waktu dan tepat sasaran.
Dalam rapat kerja bersama Menteri Pertanian, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman menyampaikan apresiasi atas capaian tahun anggaran 2025, khususnya pada kelancaran distribusi pupuk bersubsidi setelah pemangkasan birokrasi. Ia menilai keberhasilan tersebut perlu menjadi acuan bagi program strategis lain agar tidak terhambat di tingkat pelaksana.
“Jadi jujur saya harus mengapresiasi Pak Menteri, Pak Wamen beserta jajaran untuk capaian tahun 2025. Khususnya terima kasih kepada Bapak Presiden yang telah menurunkan harga pupuk. Distribusinya juga menjadi lancar, stoknya tersedia. Bayangkan birokrasinya dipangkas sedemikian rupa, sehingga pupuk bisa langsung sampai ke tangan petani di musim tanam,” ujar Alex, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/11).
Ia berharap efektivitas yang sama juga dapat diterapkan pada berbagai program Kementerian Pertanian tahun 2026. Menurut politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu, dapat menjadi garda terdepan dalam mengeksekusi kebijakan secara lebih cepat tanpa hambatan administratif berlapis.
“Saya berharap untuk 2026, pemangkasan seperti ini juga diberlakukan untuk program-program dari Kementerian Pertanian. Bapak sekarang sudah punya pasukan di seluruh Indonesia, ujung tombak yang namanya penyuluh. Jadi cukup rekomendasi penyuluh saja, sehingga program-program Bapak, apakah Alsintan atau benih bisa segera sampai. Itu juga pasti akan mempengaruhi serapan Kementerian Pertanian nanti di tahun 2026,” tuturnya kepada Menteri Pertanian dan jajaran Kementerian Pertanian yang hadir.
Alex juga mendorong agar pembahasan program dilakukan secara lebih mendalam, sehingga setiap rencana dapat dipastikan memiliki mekanisme pelaksanaan yang efektif. Kajian yang mendetail disebut penting agar program tidak hanya baik secara konsep, tetapi juga nyata manfaatnya di lapangan.
Penguatan penyuluh kembali ia tekankan sebagai bentuk keberpihakan nyata pemerintah terhadap pelaku utama penggerak pertanian. Penyuluh disebut bukan hanya alat pendukung, tetapi faktor penentu keberhasilan program pertanian nasional.
“Hanya saya ingin menggaris bawahi ya, terkait penyuluh ini. Kita pernah bersepakat di ruangan ini bahwa penyuluh itu adalah ujung tombak keberhasilan di bidang pertanian. Oleh karena itu, saya berharap angka-angka juga mencerminkan keberpihakan kita kepada mereka.”
Ia mengapresiasi rencana pengadaan motor roda dua bagi penyuluh, namun menilai realisasinya belum sejalan dengan jumlah penyuluh yang mencapai lebih dari 37 ribu orang. Ia menilai kebijakan tersebut perlu dikawal agar tidak menimbulkan ketimpangan fasilitas di lapangan.
“Saya menemukan disini pengadaan motor roda dua nya cuma 10 ribu. Jangan sampai satu motor bonceng 4 Pak! Kalau kita bersepakat kan satu penyuluh satu motor kan. Kita pernah bersepakat dan kita harus komit dengan kesepakatan kita itu,” tegasnya.
Pada akhir penyampaiannya, ia menegaskan kembali bahwa penyederhanaan petunjuk pelaksanaan dan teknis perlu berjalan beriringan dengan penguatan penyuluh. Kedua langkah tersebut dipandang esensial untuk memastikan program pertanian terimplementasi secara efektif, cepat, dan berdampak langsung bagi petani.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Komisi IV DPR Alex Indra Lukman Legislator PDIP Dorong Efektivitas Program Pertanian Peran Penyu



























