Minggu, 23/11/2025 20:28 WIB

Awas! Kesepian Bisa Picu Penyakit Mental





Ilustrasi kesepian (Foto: Doknet)

Jakarta, Jurnas.com - Fenomena kesepian di era modern makin sering dibahas karena jumlah penderitanya meningkat. Banyak orang tidak menyadari bahwa kesepian memiliki dampak lebih besar daripada sekadar rasa sepi.

Tidak semua orang yang hidup sendiri merasa kesepian, dan tidak semua yang berinteraksi sosial merasa terpenuhi. Sebab, kesepian adalah kondisi emosional akibat kurangnya hubungan bermakna. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pekerja aktif.

Kesepian dan depresi sering kali berkaitan. Penelitian menemukan bahwa perasaan tidak terhubung dapat memicu gangguan suasana hati. Bahkan, depresi bisa berkembang tanpa disadari bila kesepian dibiarkan.

Gangguan kecemasan juga mudah muncul ketika seseorang merasa terisolasi. Kesepian juga dapat meningkatkan kecenderungan untuk berpikir berlebihan. Kombinasi keduanya membuat kualitas hidup menurun drastis.

Dampaknya juga terlihat pada fungsi kognitif. Studi menunjukkan bahwa isolasi sosial dapat mengubah pola konektivitas otak. Akibatnya, kemampuan mengambil keputusan bisa terganggu.

Dalam beberapa kasus, kesepian mendorong seseorang mencari pelarian melalui alkohol atau zat adiktif. Penggunaan zat sering berakar pada rasa tidak memiliki dukungan sosial. Hal ini menambah risiko gangguan mental lebih parah.

Kesepian juga berdampak pada sistem imun. Kondisi ini dapat memicu inflamasi dan melemahkan daya tahan tubuh. Akibatnya, seseorang lebih mudah jatuh sakit.

Risiko demensia meningkat pada mereka yang sering merasa kesepian. Dikatakan bahwa isolasi sosial berhubungan erat dengan kemunduran fungsi otak di usia lanjut. Aktivitas sosial kecil ternyata sangat penting menjaga kesehatan otak.

Tidur pun ikut terganggu. Kesepian sering kali berhubungan dengan kualitas tidur buruk. Tidur singkat membuat stres semakin sulit dikendalikan.

Media sosial sering dianggap solusi, namun kenyataannya tidak selalu demikian. Konsumsi media sosial berlebihan justru membuat seseorang merasa semakin terasing. Interaksi langsung tetap lebih sehat.

Untuk mengurangi kesepian, membangun rutinitas sosial kecil bisa menjadi awal. Mengikuti komunitas atau kegiatan lokal terbukti membantu meningkatkan perasaan terhubung.

Jika kesepian mulai memengaruhi aktivitas harian, penting untuk mencari bantuan profesional. Konsultasi dengan psikolog dapat membantu memahami akar penyebabnya.

Kesepian bukan masalah remeh dan perlu diatasi secara serius. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Dengan dukungan dan perubahan gaya hidup, risiko penyakit mental dapat dikurangi.

KEYWORD :

dampak kesepian kesehatan mental risiko depresi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :