Ilustrasi - adab makan dan minum yang diajarkan dalam Islam (Foto: Pexels/Sami Abdullah)
Jakarta, Jurnas.com - Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap adab makan dan minum, karena dua aktivitas ini bukan sekadar kebutuhan fisik, tetapi juga bentuk ibadah yang mengandung nilai etika, kesucian, dan kesyukuran.
Dalam ajarannya, umat Muslim diarahkan untuk memilih makanan yang halal serta baik, sekaligus menjaga cara makan agar selaras dengan tuntunan syariat.
Allah SWT mengingatkan manusia untuk berhati-hati dalam memilih makanan. Apa yang dikonsumsi seseorang akan memengaruhi kesehatan tubuh, kejernihan hati, bahkan diterimanya ibadah. Prinsip makanan halal dan thayyib ditegaskan dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا
“Wahai manusia, makanlah dari makanan yang halal lagi baik yang terdapat di bumi.” (QS. Al-Baqarah: 168)
Ayat ini menegaskan bahwa halal saja tidak cukup—makanan juga harus thayyib, yaitu sehat, bersih, dan tidak membahayakan tubuh.
Bolehkah Mempelajari Ilmu Sihir dalam Islam?
Nabi Muhammad SAW memberikan contoh langsung tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya memulai dan mengakhiri makan. Salah satu adab penting adalah membaca basmalah sebelum menyantap hidangan.
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ
“Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, hendaklah ia menyebut nama Allah.” (HR. Bukhari)
Membaca “Bismillah” adalah bentuk syukur sekaligus perlindungan dari gangguan setan. Nabi juga mencontohkan untuk makan dengan tangan kanan dan mengambil makanan dari bagian yang dekat.
يَا غُلَامُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari bagian yang dekat denganmu.” (HR. Muslim)
Adab ini melatih seseorang untuk disiplin, rendah hati, dan menghargai makanan.
Selain adab makan, Rasulullah SAW juga memberikan tata cara minum yang penuh hikmah. Beliau melarang minum sambil berdiri dalam kondisi normal sebagai bentuk kehati-hatian dan menjaga etika.
لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدُكُمْ قَائِمًا
“Janganlah salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri.” (HR. Muslim)
Selain itu, Nabi menganjurkan untuk minum dalam beberapa tegukan, tidak tergesa-gesa, serta tidak meniup minuman panas. Cara ini menjaga kesehatan sekaligus menanamkan kesopanan.
Islam sangat menentang perilaku berlebihan dalam makan dan minum. Selain berdampak buruk bagi kesehatan, sifat ini menunjukkan kurangnya rasa syukur dan potensi munculnya sifat tamak.
كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Ayat ini adalah prinsip hidup seimbang: makan secukupnya, pilih yang baik, dan syukuri nikmat yang diberikan.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Info Keislaman Adab makan Adab minum Rasulullah SAW


























