Ilustrasi kerutan di kulit wajah (Foto: Jawa Pos)
Jakarta, Jurnas.com - Fenomena `baby face` atau wajah yang tampak lebih muda dari usia sebenarnya sering dianggap sebagai anugerah. Banyak orang percaya bahwa pemilik baby face tampak awet muda lebih lama. Namun, sains memiliki penjelasan yang lebih kompleks mengenai hal ini.
Baby face biasanya ditandai dengan pipi yang berisi, mata besar, dan garis wajah yang halus. Ciri-ciri ini membentuk kesan muda dan lembut. Sifat ini bukan hanya persoalan estetika, tetapi juga berkaitan dengan struktur biologis wajah.
Secara genetik, sebagian orang memang mewarisi bentuk wajah yang cenderung bulat atau memiliki volume lemak subkutan lebih banyak. Lemak ini membantu membuat wajah tampak lebih kenyal. Faktor genetik ini tidak bisa diubah.
Namun, seiring usia bertambah, volume lemak pada wajah mulai berkurang. Orang yang sejak muda memiliki baby face bisa tampak menua dengan cepat ketika kehilangan volume tersebut. Inilah alasan mengapa beberapa orang terlihat berubah drastis dalam waktu singkat.
Di tingkat sel, tubuh memiliki batas kemampuan pembelahan sel atau disebut batas Hayflick. Setelah batas ini tercapai, sel memasuki fase penuaan atau senescence. Proses inilah yang berkontribusi terhadap munculnya kerutan dan kulit yang mengendur.
Paparan sinar matahari menjadi faktor eksternal paling berpengaruh terhadap penuaan. Sinar ultraviolet merusak kolagen dan elastin pada kulit. Dampaknya terlihat dalam bentuk flek hitam, tekstur kasar, dan kerutan halus.
Selain itu, pola hidup juga berperan besar dalam menentukan kecepatan penuaan. Kurang tidur, stres kronis, dan pola makan tidak sehat membuat sel-sel tubuh lebih cepat menua. Faktor-faktor ini memengaruhi produksi kolagen dan kadar hormon.
Studi terbaru bahkan menunjukkan bahwa kecerdasan buatan dapat memprediksi penuaan wajah berdasarkan kebiasaan hidup. Algoritma dapat melihat pola perubahan kecil pada kulit yang tidak terlihat oleh mata manusia. Temuan ini memperkuat peran gaya hidup terhadap penuaan.
Perubahan distribusi lemak juga menjadi faktor penting. Ketika lemak di wajah semakin berkurang, tulang pipi dan rahang menjadi lebih menonjol. Perubahan ini membuat wajah tampak lebih tirus namun lebih tua.
Selain itu, kekuatan otot wajah juga menurun. Otot wajah yang melemah membuat kulit tampak lebih turun. Latihan sederhana seperti facial exercise dapat membantu memperlambat proses ini.
Baby face tidak selalu berarti seseorang menua lebih lambat. Beberapa orang yang memiliki baby face tampak awet muda pada usia muda, namun setelah memasuki usia tertentu perubahan bisa lebih terlihat. Hal ini membuat persepsi publik terhadap baby face sering kali bias.
Meski begitu, baby face tetap dianggap sebagai indikator visual youthfulness. Banyak orang merasa pemilik baby face memiliki karakter yang lebih ramah atau dapat dipercaya. Ini berkaitan dengan persepsi sosial, bukan hanya sains.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
baby face penuaan dini penyebab wajah cepat tua faktor penuaan kulit
























