Selasa, 18/11/2025 19:06 WIB

Seberapa Efektif Kondom Mencegah Penularan HIV?





Kondom telah lama menjadi salah satu alat pencegahan HIV yang paling dikenal dan mudah diakses.

Ilustrasi kondom untuk berhubungan intim (Foto: Reproductive Health Supplies Coalition/Unsplash)

Jakarta, Jurnas.com - Kondom telah lama menjadi salah satu alat pencegahan HIV yang paling dikenal dan mudah diakses. Fungsinya sederhana, yaitu menjadi penghalang fisik agar cairan tubuh tidak saling bertukar saat berhubungan seksual.

Meski begitu, banyak orang masih mempertanyakan seberapa efektif kondom sebenarnya dalam mencegah HIV?

Secara prinsip, kondom bekerja dengan menutup permukaan penis sehingga kontak langsung dengan cairan tubuh pasangan dapat dihindari. Cairan tubuh seperti sperma, cairan vagina, dan darah merupakan media utama penularan HIV. Tanpa kontak cairan ini, risiko penularan dapat ditekan secara signifikan.

Penelitian menunjukkan bahwa kondom sangat efektif ketika digunakan dengan benar dan konsisten. Efektivitasnya dapat mencapai lebih dari 90 persen dalam mencegah penularan HIV melalui hubungan heteroseksual. Angka ini menunjukkan bahwa kondom merupakan alat pencegah yang sangat kuat.

Namun, angka efektivitas ini dapat turun jika kondom digunakan secara tidak benar. Kesalahan umum seperti memakainya terlalu terlambat atau melepasnya terlalu cepat dapat membuat risiko kembali muncul. Banyak kasus penularan terjadi akibat penggunaan yang tidak ideal.

Risiko lain berasal dari kerusakan fisik pada kondom. Kondom dapat sobek atau bocor jika digunakan dengan pelumas berbahan minyak. Bahan ini dapat merusak lateks dan membuat struktur kondom melemah.

Selain itu, kondom tidak memberikan perlindungan terhadap area kulit yang tidak tertutup. Meski jarang, penularan HIV bisa terjadi jika ada luka terbuka di area sekitar alat kelamin. Namun, risikonya jauh lebih kecil dibandingkan berhubungan tanpa kondom.

Kondom juga harus disimpan dengan cara yang benar agar tidak mudah rusak. Menyimpannya di tempat panas, seperti dompet atau dashboard mobil, dapat membuat lateks menurun kualitasnya. Penggunaan kondom yang kedaluwarsa juga meningkatkan risiko kerusakan.

Banyak orang merasa penggunaan kondom mengurangi sensasi saat berhubungan. Namun, teknologi kondom saat ini sudah jauh berkembang. Ada kondom ultra-tipis, kondom bertekstur, hingga kondom yang dirancang untuk meningkatkan sensasi.

Walaupun kondom sangat efektif, alat ini bukan satu-satunya bentuk perlindungan. Ada metode lain seperti PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) yang efektif mencegah penularan HIV pada individu berisiko tinggi. Kombinasi pencegahan biasanya memberi hasil terbaik.

Kondom juga memberikan perlindungan tambahan dari infeksi menular seksual lainnya. Penyakit seperti gonore, klamidia, dan sifilis dapat dicegah dengan penggunaan kondom. Manfaat ganda ini membuat kondom menjadi pilihan yang sangat relevan.

Penting untuk memahami bahwa konsistensi adalah kunci efektivitas kondom. Menggunakannya hanya sesekali tidak memberikan perlindungan optimal. Pendidikan seksual dan akses terhadap kondom menjadi faktor penting dalam mencegah penyebaran HIV.

KEYWORD :

kondom mencegah HIV efektivitas kondom pencegahan HIV cara pakai kondom




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :