Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono saat menghadiri Peringatan Milad Pangeran Diponegoro ke-240 tahun di Ndalem Yudonegaran, Yogyakarta, Selasa (Foto: Kemensos)
Jakarta, Jurnas.com - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengajak semua pihak untuk melawan "Serakahnomics". Ajakan itu Wamensos sampaikan saat menghadiri Peringatan Milad Pangeran Diponegoro ke-240 tahun di Ndalem Yudonegaran, Yogyakarta, Selasa (11/12).
Dalam kesempatan itu, Wamensos menerjemahkan pidato Presiden Prabowo Subianto soal Serakahnomics. Ia menjelaskan Presiden Prabowo menyampaikan Serakahnomics merupakan musuh bangsa dan negara. Saat ini Indonesia bahkan sedang dikuasai kekuatan tersebut.
"Saya pikir Serakahnomics yang juga jadi musuh dari Pangeran Diponegoro beserta laskar-laskar dan para pejuangnya. Selama Indonesia belum lepas dari Serakahnomics ini untuk bisa jadi bangsa besar, adil, makmur, itu tentunya akan berat sekali," kata Agus Jabo dalam keterangan resmi.
Lebih lanjut, Wamensos menyebutkan siapa saja aktor Serakahnomics tersebut. Pertama, imperialisme.
Imperialisme disebut sebagai kekuatan yang sampai sekarang merampok sumber daya alam yang Indonesia miliki untuk kemajuan negara lain. Kedua, Wamensos menyebutkan oligarki atau segelintir orang yang menguasai sumber daya alam Indonesia.
"Yang, ketiga, adalah birokrat korup," katanya.
Menurutnya, saat direfleksikan unsur yang ada di dalam Serakahnomics, masalahnya sama dengan saat Pangeran Diponegoro melawan kolonialisme Belanda. Saat ini Indonesia memang sudah merdeka, tapi hakikat kemerdekaan belum terwujud.
"Karena kita masih dikuasai musuh bangsa, musuh rakyat dan musuh negara. Ini jadi hal penting yang kemudian kita harus tempatkan Serakahnomics ini jadi persoalan bangsa yang harus kita enyahkan dari bumi pertiwi yang kita cintai," katanya.
Ia mengatakan pada Perang Jawa, Pangeran Diponegoro sudah mengingatkan Belanda untuk segera pergi dari bumi pertiwi. Bila tetap di Indonesia maka tak boleh berdagang di luar Batavia, Semarang, dan Surabaya.
"Satu hal terpenting yang harus kita refleksikan, jika anda ingin tetap di sini kaum kolonial, silakan, selama anda mengubah jati diri anda bukan menjadi orang Eropa, tapi menjadi orang Jawa," katanya.
Menurutnya, perang Jawa bukan sekadar perang ekonomi dan politik, tapi juga perang identitas, kultur, dan jati diri. Sebab, dengan hilangnya jati diri bangsa, kekuatan imperialisme akan mudah menguasai bangsa Indonesia.
"Mari kita kembali ke jati diri bangsa kita," katanya.
Ia pun memberikan penghormatan setinggi-tingginya pada para leluhur dan pahlawan khususnya Pangeran Diponegoro. Ia juga meminta untuk melanjutkan dan mewujudkan apa yang menjadi cita-cita Pangeran Diponegoro. Ia mengatakan Presiden Prabowo sangat tahu problem bangsa Indonesia adalah kekayaan alam kita diambil negara lain.
"Presiden sangat tahu kekuasaan kita dikuasai segelintir orang. Pak Prabowo juga tahu anggaran kita dikorupsi para birokrat korup. Beliau sedang melaksanakan program untuk melawan mereka ini dari mulai hilirisasi, dari mulai mengambil aset-aset tanah yang dikuasai oligarki, termasuk melakukan efisiensi supaya anggaran negara tidak sepenuhnya dikorupsi," katanya.
Lebih lanjut, dalam momen peringatan milad Pangeran Diponegoro, penting untuk sekejap menoleh ke belakang pada perjalanan hidup bangsa. Sehingga, perjalanan tersebut dapat menjadi cermin agar kehidupan masa depan menjadi penuh harapan yang gilang gemilang.
"Mudah-mudahan 240 tahun peringatan kelahiran Pangeran Diponegoro adalah momentum kebangkitan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya," katanya.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Wakil Mensos Agus Jabo Priyono Lawan Serakahnomics Pangeran Diponegoro


















