Jum'at, 07/11/2025 15:35 WIB

Tren Single Happy, Ketika Hidup Sendiri Justru Bikin Bahagia





Banyak orang yang memilih hidup sendiri, bukan karena gagal menjalin hubungan, tapi karena merasa lebih tenang dan bebas tanpa tekanan dari pasangan.

Ilustrasi berwisata sendirian di Jawa Barat (Foto: Kemenpar)

Jakarta, Jurnas.com - Di era sekarang, istilah single happy semakin sering terdengar. Banyak orang yang memilih hidup sendiri, bukan karena gagal menjalin hubungan, tapi karena merasa lebih tenang dan bebas tanpa tekanan dari pasangan.

Fenomena ini bukan lagi hal aneh, justru menjadi bentuk kesadaran baru bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hubungan romantis.

Dulu, masyarakat sering menilai bahwa seseorang baru lengkap ketika punya pasangan. Namun, kini banyak orang membuktikan bahwa kebahagiaan bisa diciptakan sendiri. Mereka fokus pada diri, karier, hobi, atau bahkan kesehatan mental yang sering terabaikan saat sibuk pacaran.

Bagi sebagian orang, menjadi single happy berarti punya ruang untuk mengenal diri lebih dalam. Tanpa tuntutan atau drama hubungan, mereka bisa menentukan arah hidup dengan lebih jernih. Tidak ada kompromi yang melelahkan atau rasa cemas karena perbedaan pandangan.

Media sosial turut mendorong tren ini. Banyak konten yang mempromosikan self-love, healing, dan solo traveling. Orang-orang mulai sadar bahwa kesendirian bukan kesepian, melainkan kesempatan untuk bertumbuh.

Menariknya, mereka yang single happy bukan anti-cinta. Mereka hanya tidak ingin menjadikan hubungan sebagai sumber utama kebahagiaan. Kalau jodoh datang, diterima. Kalau tidak, hidup tetap berjalan dengan senyum di wajah.

Psikolog pun menyebut, tren ini bisa jadi reaksi terhadap tekanan sosial dan pengalaman hubungan yang toksik. Banyak yang merasa trauma dan memilih memperbaiki diri dulu sebelum membuka hati lagi.

Selain itu, kebebasan menjadi nilai penting. Single berarti punya waktu sendiri, bisa liburan mendadak, mengejar passion, atau bahkan belajar hal baru tanpa harus minta izin siapapun.

Fenomena ini juga menggambarkan perubahan nilai di generasi muda. Mereka lebih menghargai kesehatan mental dibanding sekadar status sosial atau gengsi menikah cepat.

KEYWORD :

single happy hidup sendiri bahagia tren self love kenapa orang memilih single




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :