Ilustrasi - Hujan lebat (Foto istimewa/Jurnas)
Jakarta, Jurnas.com - Hujan merupakan bagian dari tanda kasih sayang Allah SWT bagi seluruh makhluk-Nya. Dari langit turun air yang menyuburkan tanah, menumbuhkan tanaman, hingga menyegarkan kembali bumi yang gersang.
Namun, ketika hujan turun terlalu lebat dan berlangsung lama, rahmat itu bisa berubah menjadi ujian. Banjir, longsor, hingga angin kencang sering kali datang tanpa diduga, menuntut kesigapan, menguji kesabaran sekaligus keimanan manusia.
Karena itu, umat Islam diajarkan untuk tidak hanya bersyukur atas turunnya hujan, tetapi juga berdoa agar mendapt perlindungan Allah Swt dari dampak buruknya jika hujan turun telalu lebat. Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan doa agar hujan membawa manfaat, bukan bencana.
Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi SAW berdoa saat hujan turun:
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Ini Amalan yang Dicintai Nabi Muhammad SAW
Allahumma shayyiban nafi‘an. Artinya, “Ya Allah, jadikanlah hujan ini sebagai hujan yang bermanfaat.”
Doa singkat ini mengandung makna yang dalam. Rasulullah Saw tidak meminta hujan berhenti, melainkan memohon agar air yang turun membawa keberkahan bagi tanah, tumbuhan, kehidupan manusia, dan makhluk lainnya di bumi.
Ini Gambaran Azab Munafik Menurut Riwayat Islam
Namun, ketika hujan turun terlalu deras dan berpotensi menimbulkan bahaya, Rasulullah SAW juga mengajarkan doa lain seperti yang diriwayatkan dalam hadis sahih berikut:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allahumma hawalaina wa la ‘alaina, Allahumma ‘alal akami wadz-dhirabi wa buthuni al-awdiyati wa manabiti asy-syajar
Artinya, “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan di atas kami. Turunkanlah di bukit-bukit, lembah-lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.”
Doa ini menggambarkan keseimbangan antara rasa syukur dan permohonan perlindungan. Nabi mengajarkan agar manusia tetap menghormati hujan sebagai rahmat, sambil memohon agar ia turun di tempat yang memberi manfaat tanpa menimbulkan mudarat.
Dari doa tersebut, setidaknya ada tiga hikmah penting yang bisa dipetik. Pertama, bersyukur atas nikmat hujan sebagai bagian dari kasih sayang Allah. Kedua, berdoa dan tetap waspada, sebab Rasulullah mencontohkan untuk meminta perlindungan tanpa menolak rahmat-Nya. Ketiga, menumbuhkan empati, karena saat hujan membawa bencana, umat Islam dianjurkan membantu mereka yang terdampak.
Selain doa, ada beberapa amalan ringan yang dapat dilakukan saat hujan turun, seperti memperbanyak dzikir, membaca istighfar, dan mengucapkan syukur. Hujan juga termasuk waktu mustajab untuk berdoa, sehingga sangat dianjurkan memohon ampun dan keberkahan di saat itu.
Namun, doa saja tidak cukup. Ketika hujan lebat menyebabkan bencana, Islam mengajarkan umatnya untuk bergerak membantu sesama. Rasulullah SAW bersabda: “Sedekah dapat menolak bala dan memadamkan murka Allah.” (HR. Thabrani)
Dengan demikian, doa dan tindakan nyata menjadi dua sayap yang saling melengkapi. Di bawah langit yang menurunkan hujan, manusia diajak untuk menundukkan hati, bersyukur atas rahmat, dan saling menolong dalam menghadapi ujian yang dilanda umat manusia. (*)
KEYWORD :Doa saat hujan lebat Waktu mustajab berdoa Amalan saat hujan Rasulullah SAW









