Kamis, 16/10/2025 20:30 WIB

Selasar Sunaryo Art Space, Ketika Seni dan Gaya Hidup "Kalcer" Bertemu

Selasar Sunaryo tak hanya menghadirkan karya seni, namun menjadi ruang bertemunya seni dan gaya hidup `kalcer` khas Kota Bandung.

Sejuta Mata, salah satu karya seni kontemporer ciptaan seniman Sunaryo di SSAS (Foto: Muti/Jurnas.com)

Bandung, Jurnas.com - Di tengah budaya nongkrong yang kental di Bandung, Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) menghadirkan konsep berbeda. Tak hanya tempat menikmati karya seni, SSAS kini menjadi ruang bertemunya seni dan gaya hidup “kalcer”.

Menurut Qanissa Aghara, Manager Komunikasi dan Pemasaran SSAS, upaya untuk membuat seni kontemporer terasa lebih dekat dengan masyarakat bisa dilakukan lewat berbagai cara. Salah satunya dengan meninjau ulang kebiasaan lama yg membuat seni lebih terkesan ekslusif.

"Selama perjalanan dari 1998 sampai sekarang, ada standar-standar yang terbentuk tanpa sadar. Nah, sekarang kita coba learning hal itu, supaya seni bisa lebih membumi," ujar Nissa saat ditemui Jurnas.com di Bandung, Rabu (15/10).

Salah satu langkahnya ialah menyederhanakan teks kuratorial agar lebih mudah dipahami. Nisa mengakui, bahwa bahasa dalam dunia seni sering kali terlalu akademis bahkan bagi penggiat seni sendiri.

Selain itu, SSAS juga aktif mengadakan program publik seperti workshop, diskusi, hingga tur pameran gratis yang dipandu langsung oleh kurator. Program ini memungkinkan pengunjung untuk berdialog dan memahami karya seni secara lebih interaktif.

"Program publik itu hanya diminati, apalagi yang hands-on. Orang bisa ikut bikin sesuatu, jadi lebih terlibat," dia menambahkan.

Bagi SSAS, membumikan seni tak selalu soal edukasi, tapi juga soal membangun pengalaman. Di area Kopi Selasar misalnya, pengunjung bisa menikmati pemandangan sambil menyeruput kopi, lalu berlanjut menjelajahi galeri di sebelahnya. Ruang ini yang akhirnya menjadi jembatan bagi mereka yang mungkin datang untuk nongkrong, tapi akhirnya ikut mengenal seni.

SSAS juga berkomitmen menciptakan ruang inklusif bagi siapapun yang ingin mengenal atau berpartisipasi dalam dunia seni. Melalui berbagai kolaborasi dengan komunitas, seniman muda, hingga institusi pendidikan, SSAS berupaya menunjukkan bahwa seni bukan milik kalangan tertentu.

Dengan pendekatan yang santai tapi nyata, SSAS menjelma jadi ruang di mana seni dan gaya hidup urban berpadu alami. Di tengah budaya `kalcer` Bandung yang gemar eksplorasi, Selasar Sunaryo menjadi contoh bahwa seni bisa relevan, ringan, dan tetap bermakna. (Ajeng/MAG)

KEYWORD :

Selasar Sunaryo Galeri SSAS Destinasi Seni Bandung Gaya Hidup Kalcer




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :