
Menteri Agama Nasaruddin Umar menjalankan umrah di Tanah Suci Mekah, Arab Saudi (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Ibadah umrah menjadi dambaan banyak umat Muslim sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, di balik semangat spiritual tersebut, muncul risiko besar berupa penipuan oleh biro travel yang tidak bertanggung jawab.
Fenomena travel umrah bodong bukan hal baru, dan setiap tahun selalu saja ada korban yang tertipu dengan janji keberangkatan yang tak pernah terwujud. Kasus-kasus ini menimbulkan kerugian tidak hanya secara materi, tetapi juga secara emosional dan spiritual bagi calon jamaah.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memperingatkan, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil…” (QS. An-Nisa: 29). Ayat ini menegaskan pentingnya menjaga harta dan kejujuran dalam setiap transaksi, termasuk urusan ibadah.
Sejalan dengan itu, Rasulullah SAW bersabda, “Pedagang yang jujur lagi amanah akan bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada” (HR. Tirmidzi). Prinsip kejujuran dan amanah itulah yang seharusnya menjadi standar dalam memilih penyelenggara perjalanan ibadah.
Oleh karena itu, memilih travel umrah yang amanah bukan hanya soal logika bisnis, tapi juga bagian dari ketaatan dan tanggung jawab syar’i. Berikut adalah tujuh cara menghindari penipuan travel umrah secara islami dan cerdas.
1. Pastikan Legalitas Travel
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan travel umrah memiliki izin resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Legalitas ini dapat dicek secara langsung melalui laman resmi sistem informasi umrah milik pemerintah.
Cek melalui portal resmi https://simpu.kemenag.go.id. Jika nama travel tidak muncul, itu pertanda kuat untuk menjauh.
2. Jangan Tergiur Harga "Miring"
Selain izin resmi, jamaah juga perlu mencermati penawaran harga yang diberikan biro travel. Umrah adalah ibadah yang membutuhkan biaya realistis, sehingga jika ada tawaran harga yang jauh di bawah standar pasar, hal itu patut dicurigai.
Harga murah sering kali menjadi umpan dalam penipuan, di mana fasilitas tidak sesuai dengan yang dijanjikan, bahkan jadwal keberangkatan pun tak pernah ada kepastian. Dalam banyak kasus, jamaah hanya dijanjikan "menunggu kuota penuh", tanpa adanya kejelasan waktu.
3. Kejujuran & Amanah adalah Standar Syariah
Transparansi menjadi kunci utama. Travel yang amanah akan memberikan detail lengkap mengenai tanggal keberangkatan, maskapai, hotel, serta itinerary selama di tanah suci secara tertulis dan resmi.
4. Jangan Transfer ke Rekening Pribadi
Namun, kewaspadaan tidak cukup hanya berhenti di sana. Metode pembayaran pun harus diperhatikan, sebab travel resmi selalu menggunakan rekening atas nama perusahaan, bukan pribadi.
Rekening pribadi menyulitkan proses pelacakan hukum jika terjadi sengketa. Ini menjadi salah satu modus umum yang digunakan dalam banyak kasus penipuan umrah.
5. Cek Testimoni dan Track Record
Untuk menambah keyakinan, jamaah juga disarankan untuk mengecek jejak digital penyelenggara, baik melalui testimoni jamaah sebelumnya, media sosial, maupun berita resmi. Travel yang baik biasanya memiliki dokumentasi dan laporan kegiatan yang mudah diakses publik.
Selain itu, keberadaan kantor fisik yang jelas juga penting sebagai bentuk tanggung jawab biro travel. Jamaah harus bisa datang langsung, melihat operasionalnya, dan berdialog dengan tim penyelenggara sebelum mengambil keputusan.
6. Pastikan Ada Kontrak Tertulis
Rasulullah SAW pernah menasihati sahabatnya yang membiarkan untanya tanpa diikat, “Ikatlah unta itu, kemudian bertawakallah” (HR. Tirmidzi). Ini menjadi pelajaran bahwa tawakal harus diawali dengan ikhtiar yang serius dan konkret.
Dalam konteks memilih travel umrah, ikhtiar itu bisa berupa permintaan kontrak tertulis yang memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak. Dokumen ini juga penting untuk menjamin perlindungan hukum jika terjadi perselisihan.
7. Laporkan Jika Mencurigakan
Apabila ada indikasi penipuan, masyarakat dianjurkan untuk segera melapor ke Kementerian Agama, Otoritas Jasa Keuangan (jika ada unsur pembiayaan), atau Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Semakin cepat laporan dilakukan, semakin besar peluang untuk mencegah korban berikutnya.
Memastikan keamanan dalam berumrah bukan semata urusan administratif, tapi juga bagian dari menjaga kemurnian niat ibadah. Dengan sikap teliti, hati-hati, dan tetap tawakal, ibadah umrah dapat terlaksana dengan tenang, aman, dan sesuai tuntunan syariat. (*)
KEYWORD :Travel umrah cara hindari penipuan umrah tips memilih biro umrah