Minggu, 28/09/2025 14:10 WIB

Sering Makan Pedas, Ini Dampaknya bagi Saluran Cerna

Bagi sebagian orang, makanan pedas bukan sekadar selera, melainkan kebutuhan

Ilustrasi - cimol ditaburi bumbu pedas (Foto: Perpustakaan Digital Budaya Indonesia)

Jakarta, Jurnas.com - Bagi sebagian orang, makanan pedas bukan sekadar selera, melainkan kebutuhan. Cabai dan sambal selalu hadir di meja makan. Namun, di balik sensasi nikmatnya, konsumsi pedas berlebihan ternyata bisa membawa dampak pada kesehatan saluran cerna.

Menurut penjelasan ahli gastroenterologi dari Mayo Clinic, zat capsaicin pada cabai memberi rasa pedas yang khas sekaligus dapat memengaruhi lapisan lambung.

Pada sebagian orang, konsumsi cabai dalam jumlah banyak dapat memicu iritasi, rasa perih di ulu hati, hingga memperburuk gejala gastritis (radang lambung).

Sementara itu, Harvard Health Publishing menyebutkan bahwa makanan pedas bisa mempercepat laju pencernaan sehingga menimbulkan efek samping seperti diare atau mulas. Gejala ini lebih terasa pada mereka yang memiliki riwayat sindrom iritasi usus besar (IBS).

Namun, bukan berarti cabai selalu membawa dampak negatif. Riset dari Cleveland Clinic menemukan bahwa capsaicin juga memiliki manfaat tertentu, seperti meningkatkan metabolisme dan membantu menekan nafsu makan. Bahkan, konsumsi pedas dalam jumlah wajar diyakini dapat merangsang produksi endorfin yang memberi rasa bahagia.

Meski begitu, dokter tetap mengingatkan agar frekuensi makan pedas tidak berlebihan. “Sensasi pedas itu aman jika dikonsumsi sesekali dan dalam jumlah sedang. Masalah muncul ketika terlalu sering dan porsinya berlebihan,” ujar seorang ahli gizi klinis yang dikutip dari Healthline.

Adapun beberapa dampak yang kerap muncul jika terlalu sering mengonsumsi pedas antara lain:

1. Maag kambuh lebih cepat akibat peningkatan asam lambung.

2. Nyeri perut dan diare karena usus bekerja lebih cepat.

3. Refluks asam atau rasa panas di dada, terutama pada penderita GERD.

4. Iritasi usus bagi mereka dengan sensitivitas tinggi.

Untuk menyiasatinya, para ahli menganjurkan mengombinasikan cabai dengan makanan yang bersifat menetralkan, seperti nasi, roti, atau susu. Mengurangi konsumsi di malam hari juga dapat membantu mencegah gangguan tidur akibat naiknya asam lambung.

Pada akhirnya, kunci menikmati makanan pedas adalah keseimbangan. Sesekali mencicipi sambal pedas atau masakan berbumbu cabai tentu boleh saja, asal tubuh tetap nyaman.

Akan tetapi, jika sudah sering mengalami keluhan di lambung atau usus, ada baiknya mengurangi intensitasnya dan berkonsultasi dengan dokter.

KEYWORD :

Makan Pedas Pencernaan Kesehatan zat capsaicin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :