
Ilustrasi sedang insomnia atau susah tidur (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)
Jakarta, Jurnas.com - Insomnia kronis bukan hanya soal sulit tidur di malam hari. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa mempercepat penuaan otak dan meningkatkan risiko demensia.
Studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Neurology menemukan bahwa orang dengan insomnia memiliki kemungkinan 40 persen lebih besar mengalami penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir. Bahkan, otak mereka menua 3,5 tahun lebih cepat dibandingkan mereka yang tidurnya cukup.
Risiko ini tetap tinggi meskipun faktor lain seperti tekanan darah tinggi, sleep apnea, atau penggunaan obat telah dikontrol. Artinya, insomnia itu sendiri bisa menjadi pemicu utama gangguan fungsi otak.
Studi Tunjukkan Insomnia Kronis Bisa Mempercepat Penuaan Otak dan Tingkatkan Risiko Demensia
Namun, kabar baiknya, insomnia bisa dicegah sejak dini melalui perubahan gaya hidup sederhana. Para ahli tidur menyebut bahwa pencegahan justru jauh lebih efektif daripada mengobati saat gangguan sudah parah. Berikut ini adalah ulasannya, yang dihimpun dari berbagai sumber.
Langkah pertama yang paling dianjurkan adalah menjaga konsistensi waktu tidur. Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari membantu tubuh membentuk ritme alami yang stabil.
Selain itu, sebaiknya hindari layar gawai setidaknya satu jam sebelum tidur. Paparan cahaya biru dari ponsel dan laptop dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu kita tertidur.
Kondisikan kamar tidur agar tenang, sejuk, dan gelap. Suasana yang nyaman memberi sinyal pada otak bahwa waktu istirahat telah tiba.
Hindari konsumsi kafein dan alkohol di malam hari. Keduanya bisa membuat tidur menjadi dangkal dan mudah terbangun di tengah malam.
Aktivitas fisik juga berperan penting. Berolahraga secara rutin di siang atau sore hari terbukti mampu meningkatkan kualitas tidur di malam hari.
Namun, penting untuk tidak berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur. Tubuh yang masih aktif justru akan sulit untuk masuk ke fase istirahat.
Latihan relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi ringan, atau membaca buku juga bisa membantu menenangkan pikiran. Jika pikiran terlalu sibuk sebelum tidur, tubuh pun ikut sulit beristirahat.
Bagi sebagian orang, mencatat kekhawatiran atau to-do list untuk hari berikutnya dapat membantu mengosongkan pikiran. Ini membuat waktu tidur tidak terganggu oleh beban pikiran yang menumpuk.
Jika gangguan tidur berlangsung lebih dari beberapa minggu, konsultasi dengan tenaga medis sangat dianjurkan. Terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I) telah terbukti lebih efektif dan aman dibandingkan penggunaan obat tidur jangka panjang.
Karena itu, memahami pentingnya tidur bukan sekadar soal kenyamanan fisik. Tidur yang cukup dan berkualitas adalah bagian penting dari strategi menjaga kesehatan otak seiring bertambahnya usia.
Dengan langkah pencegahan yang tepat, insomnia bisa dikendalikan—dan risiko kerusakan otak pun dapat ditekan sejak dini. (*)
KEYWORD :Insomnia Kualitas tidur Tips tidur nyenyak cara mengatasi insomnia