Sabtu, 06/09/2025 15:28 WIB

Studi Tunjukkan Aktivitas Intens 1 Menit Sehari Ini Bisa Perpanjang Umur

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa hanya dengan melakukan aktivitas fisik intens selama satu menit per hari, seseorang bisa secara signifikan menurunkan risiko kematian. Temuan ini menjadi angin segar bagi mereka yang kesulitan meluangkan waktu untuk berolahraga secara rutin.

Ilustrasi sedang berolahraga (Foto: Pexels/cottonbro studio)

Jakarta, Jurnas.com - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa hanya dengan melakukan aktivitas fisik intens selama satu menit per hari, seseorang bisa secara signifikan menurunkan risiko kematian. Temuan ini menjadi angin segar bagi mereka yang kesulitan meluangkan waktu untuk berolahraga secara rutin.

Penelitian ini melibatkan partisipan yang tidak menjalani olahraga terstruktur, namun tetap aktif secara spontan dalam kesehariannya. Mereka tercatat melakukan gerakan-gerakan cepat dan singkat yang ternyata berdampak besar terhadap kesehatan jangka panjang.

Aktivitas ini disebut Vigorous Intermittent Lifestyle Physical Activity atau VILPA, yaitu usaha fisik singkat yang membuat napas terengah dan detak jantung meningkat. Contohnya termasuk berjalan cepat menaiki tangga, berlari mengejar kendaraan, atau membawa barang berat.

Data dikumpulkan dari program survei kesehatan NHANES di Amerika Serikat yang menggabungkan pemantauan gerak menggunakan sensor pergelangan tangan dengan catatan medis peserta. Dalam periode sekitar tujuh tahun, peneliti menemukan bahwa rata-rata hanya 1,1 menit aktivitas VILPA per hari sudah memberikan manfaat signifikan.

Peserta yang melakukan lima hingga enam ledakan energi singkat per hari tercatat memiliki risiko kematian lebih rendah dibanding mereka yang tidak melakukannya sama sekali. Setiap burst berlangsung kurang dari satu menit, bahkan sebagian besar hanya sekitar 10 detik.

Menurut pemimpin studi Emmanuel Stamatakis dari University of Sydney, pola ini mirip dengan prinsip High Intensity Interval Training (HIIT), tetapi diterapkan ke dalam aktivitas harian biasa. Hal ini menjadikan VILPA sebagai bentuk olahraga mikro yang bisa dilakukan tanpa alat, biaya, atau jadwal khusus.

Meski efeknya terlihat pada durasi yang sangat singkat, manfaat VILPA meningkat paling tajam saat seseorang berpindah dari tidak aktif sama sekali menjadi sedikit aktif. Ini berarti, tambahan kecil dalam aktivitas harian bisa membawa dampak besar pada kesehatan.

Hasil serupa juga muncul dalam studi Biobank Inggris tahun lalu, yang menemukan bahwa 4,5 menit VILPA per hari berkorelasi dengan penurunan risiko kematian akibat penyakit jantung dan kanker. Perbedaan dosis dengan studi AS kemungkinan dipengaruhi oleh usia, tingkat kebugaran, atau pola aktivitas peserta.

Meski belum membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, studi ini tetap penting karena memperhitungkan berbagai faktor risiko lain dalam analisisnya. Korelasi kuat yang muncul memberikan landasan awal bagi rekomendasi kesehatan publik.

Apalagi, hanya seperempat orang dewasa Amerika yang memenuhi standar aktivitas fisik yang disarankan oleh CDC. Temuan ini membuka kemungkinan baru bagi mereka yang merasa olahraga formal terlalu membebani.

VILPA menunjukkan bahwa tidak semua bentuk olahraga harus terstruktur atau berdurasi lama untuk memberikan manfaat kesehatan. Bahkan, gerakan singkat yang sering dianggap sepele ternyata punya kontribusi signifikan.

Kemajuan teknologi wearable memungkinkan peneliti mendeteksi pola aktivitas dalam jendela waktu sekecil 10 detik. Ini membantu menangkap dinamika gerak yang sebelumnya tidak terdeteksi oleh survei konvensional.

Meski begitu, para peneliti menekankan perlunya uji coba lanjutan untuk membuktikan apakah peningkatan VILPA secara langsung bisa memperbaiki indikator kesehatan. Namun sinyal awal ini sudah cukup kuat untuk dijadikan pijakan dalam perubahan perilaku.

Stamatakis menyebut bahwa VILPA berpotensi menjadi rekomendasi kesehatan yang gratis, mudah diterapkan, dan inklusif. Ini terutama penting bagi orang yang tidak nyaman dengan suasana gym atau tak punya waktu khusus untuk berolahraga.

Jika hasil ini dikonfirmasi lewat uji klinis, masyarakat bisa diarahkan untuk menambahkan gerakan-gerakan kecil tapi intens ke dalam rutinitas harian mereka. Cukup beberapa detik, beberapa kali sehari, tanpa perlu mengganti pakaian atau membawa perlengkapan olahraga.

Studi ini belum melalui proses peer-review dan saat ini dipublikasikan di medRxiv sebagai preprint. Namun hasilnya tetap menggugah wacana baru bahwa umur panjang tak selalu butuh latihan berat, cukup dengan bergerak sedikit lebih cepat dalam keseharian. (*)

Sumber: Earth

KEYWORD :

Aktivitas fisik singkat VILPA umur panjang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :