
Ilustrasi sedang tertawa (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)
Jakarta, Jurnas.com - Di tengah tekanan hidup yang semakin kompleks, tertawa bisa menjadi solusi sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Penelitian dari berbagai penjuru dunia menunjukkan bahwa terapi tawa bukan hanya hiburan, tetapi juga alat penyembuhan yang nyata.
Mengapa Tertawa Begitu Ampuh?
Tertawa adalah respons alami yang tidak hanya dimiliki manusia—beberapa hewan seperti simpanse hingga tikus juga melakukannya. Ini menunjukkan bahwa tertawa memiliki akar evolusioner yang kuat sebagai bentuk komunikasi sosial.
Dalam kehidupan manusia, tawa memperkuat ikatan sosial, membangun kepercayaan, dan bahkan membantu bayi mengenali diri mereka sejak dini. Lebih dari itu, berbagai penelitian mengungkap bahwa tertawa memiliki manfaat fisiologis: menurunkan hormon stres (kortisol) dan memicu pelepasan endorfin, zat kimia alami otak yang meningkatkan suasana hati.
Terapi Tawa: Pendekatan Terstruktur yang Berdampak Nyata
Tidak seperti humor spontan, terapi tawa merupakan metode terstruktur yang menggunakan pendekatan seperti laughter yoga, sesi kelompok yang dipandu, hingga kunjungan badut medis. Semua ini bertujuan untuk menciptakan tawa sebagai intervensi terapeutik.
Yelsyn-Mauricio Porras-Jiménez dari University of Jaén, Spanyol, memimpin tinjauan terhadap 33 studi dari Amerika Serikat, Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Pesertanya beragam—dari mahasiswa keperawatan, pasien kanker, hingga individu dengan depresi dan kelelahan kerja (burnout).
Hasilnya konsisten: dibanding kelompok kontrol, partisipan terapi tawa menunjukkan tingkat kecemasan 8–10 poin lebih rendah, dan skor kepuasan hidup 10–12 poin lebih tinggi dalam skala 100 poin.
Efek Psikologis dan Fisiologis yang Terukur
Meski ada kemungkinan efek plasebo, para ilmuwan menekankan bahwa manfaat terapi tawa tetap nyata. Selain memperbaiki suasana hati, tertawa juga memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi jantung, dan membantu tubuh lebih tangguh menghadapi tekanan.
Menurut Sophie Scott dari University College London, faktor sosial juga berperan. "Sulit memastikan apakah manfaat datang dari tertawa itu sendiri atau dari konteks sosial yang membuat Anda nyaman untuk tertawa. Tapi kemungkinan besar, keduanya saling melengkapi," katanya.
Terapi Tawa dalam Praktik Nyata
-
Di rumah sakit, badut medis membantu mempercepat pemulihan anak-anak.
-
Dalam perawatan paliatif, tawa menciptakan momen koneksi dan kebahagiaan di tengah masa sulit.
-
Di dunia kerja dan pendidikan, sesi terapi tawa bisa menjadi program sederhana yang meningkatkan motivasi dan kesehatan mental.
Karena biaya rendah dan risikonya minim, terapi tawa semakin banyak diterapkan di komunitas, tempat kerja, dan fasilitas kesehatan. Bahkan ada bukti bahwa tertawa dapat meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit—berkat endorfin dan efek relaksasi otot yang ditimbulkannya.
Lebih dari Sekadar Hiburan
Tertawa bekerja pada tiga level: biologis, psikologis, dan sosial. Ia meredam stres, mempererat hubungan antarindividu, serta membantu kita melihat tantangan hidup dengan perspektif yang lebih ringan.
Dari sesi yoga tawa, pertunjukan komedi, hingga tawa spontan bersama keluarga—semua bisa menjadi bagian dari "resep sehat" harian Anda.
Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Happiness Studies (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Tertawa Kurangi stres Terapi tawa Kesehatan mental Hiburan