
Ilustrasi - Kapan Puasa Ayyamul Bidh Agustus 2025? Ini Jadwal Lengkap dan Keutamaannya (Foto: Pexels/hello aesthe)
Jakarta, Jurnas.com - Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Ibadah ini dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15 dalam kalender Hijriah yang bertepatan dengan malam bulan purnama.
Malam-malam itu tampak terang karena cahaya bulan menyinari langit sepenuhnya. Oleh karena itu, hari-harinya dikenal dengan sebutan "Ayyamul Bidh" atau hari-hari putih.
Keistimewaan puasa ini tidak hanya terletak pada momennya yang bertepatan dengan purnama. Namun juga karena ibadah ini termasuk sunnah yang rutin dijalankan oleh Rasulullah SAW.
Mengutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama dan Baznas, Nabi Muhammad SAW secara konsisten menjalankan puasa tiga hari setiap bulan. Bahkan beliau mewasiatkannya kepada para sahabat sebagai amalan yang tak boleh ditinggalkan.
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
"Kekasihku (Nabi Muhammad SAW) mewasiatkan kepadaku tiga perkara: berpuasa tiga hari setiap bulan, melaksanakan shalat dhuha dua rakaat, dan shalat witir sebelum tidur."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Memahami pentingnya puasa ini, banyak umat Islam berusaha menjadwalkannya setiap bulan sesuai tanggal Hijriah. Lantas, kapan tepatnya Ayyamul Bidh dilaksanakan pada bulan Agustus 2025?
Berdasarkan kalender resmi yang dirilis Kementerian Agama Republik Indonesia dan Muhammadiyah, diketahui bahwa 1 Safar 1447 H jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025. Maka, tanggal 13, 14, dan 15 Safar 1447 H bertepatan dengan Kamis, 7 Agustus, Jumat, 8 Agustus, dan Sabtu, 9 Agustus 2025.
Tiga hari tersebut menjadi waktu utama untuk menunaikan puasa Ayyamul Bidh di bulan ini. Bagi yang ingin mengamalkannya, niat menjadi bagian penting yang tidak boleh ditinggalkan.
Niat puasa disunnahkan untuk dibaca sebelum fajar menyingsing atau sebelum matahari tergelincir ke barat (zawal). Berikut lafal niat puasa Ayyamul Bidh yang sesuai tuntunan:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaytu shauma ayyâmil bîdl lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Aku niat puasa Ayyamul Bidh karena Allah Ta‘âlâ.”
Selain bersandar pada tuntunan Rasulullah SAW, Ayyamul Bidh juga memiliki nilai historis dari kisah Nabi Adam AS. Dalam satu riwayat, diceritakan bahwa beliau berpuasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan untuk memulihkan warna kulitnya setelah terbakar sinar matahari.
Riwayat tersebut dikisahkan oleh Ibnu Abbas. Dikatakan bahwa kulit Nabi Adam kembali putih sepenuhnya setelah berpuasa secara rutin pada malam-malam bulan purnama.
Di samping nilai sejarah dan sunnah, puasa Ayyamul Bidh juga memiliki keutamaan luar biasa dalam pandangan agama. Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa tiga hari dalam setiap bulan itu seperti puasa sepanjang tahun."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hal ini karena satu hari puasa di sisi Allah dihitung seperti sepuluh hari pahala. Maka, jika dilakukan tiga hari setiap bulan, nilainya sama dengan puasa selama satu bulan penuh.
Secara akumulatif, amalan ini bernilai seperti berpuasa sepanjang tahun jika dilakukan rutin setiap bulan. Maka tak heran bila Rasulullah sangat menekankannya kepada para sahabat.
Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman:
"Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan dari sisi kesehatan, puasa Ayyamul Bidh memberikan manfaat yang tak kalah besar. Selain membantu tubuh dalam proses detoksifikasi, puasa juga meningkatkan metabolisme dan membantu mengontrol berat badan.
Secara emosional, ibadah ini turut mendukung kestabilan perasaan dan ketenangan batin. Di tengah dunia yang serba cepat, disiplin puasa bisa menjadi jalan untuk memelihara kesadaran dan ketenangan jiwa.
Bulan Agustus 2025 juga menjadi waktu yang baik untuk memperbanyak puasa sunnah lainnya. Salah satu yang paling utama adalah puasa Senin dan Kamis, yang juga merupakan kebiasaan Rasulullah SAW.
Pada bulan ini, puasa Senin-Kamis dapat dijalankan pada tanggal 11, 14, 18, 21, 25, dan 28 Agustus 2025. Selama tidak bertepatan dengan hari yang diharamkan untuk berpuasa, ibadah ini sangat dianjurkan.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa pada hari Senin dan Kamis, seluruh amalan manusia diperlihatkan kepada Allah SWT. Beliau pun memilih untuk berpuasa di hari tersebut agar saat amalnya diangkat, beliau dalam keadaan berpuasa.
Untuk melaksanakan puasa Senin dan Kamis, niat menjadi hal yang perlu diperhatikan seperti halnya Ayyamul Bidh. Berikut adalah lafal niat puasa Senin:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Aku niat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta‘âlâ.”
Sedangkan untuk Kamis, lafal niatnya adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Aku niat puasa sunnah hari Kamis karena Allah Ta‘âlâ.”
Dengan mengamalkan puasa-puasa sunnah seperti Ayyamul Bidh dan Senin-Kamis, kita meneladani kebiasaan Rasulullah SAW sekaligus menjaga kesehatan lahir dan batin. Di tengah rutinitas harian, ibadah ini menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Melaksanakan puasa sunnah secara konsisten juga akan membentuk disiplin spiritual yang kuat. Ini menjadi bekal penting dalam menjalani hidup yang lebih seimbang dan bermakna. (*)
Wallohu`alam
KEYWORD :Puasa Ayyamul Bidh Agustus 2025 Bulan Safar Amalan Safar