
Jakarta, Jurnas.com - Menjadi pembalap Formula 1 (F1) bukan hanya soal keterampilan mengemudi atau kecepatan, tetapi juga tentang mengatasi tantangan fisik dan mental yang luar biasa.
Dilansir dari beberapa sumber, selama balapan, tubuh mereka harus menghadapi tekanan yang jauh melampaui kemampuan manusia biasa. Salah satunya adalah tekanan G yang tinggi, pembalap F1 harus menahan hingga lima kali berat tubuh mereka, baik saat akselerasi maupun pengereman.
Ini seperti tubuh yang dihantam dengan kekuatan yang setara dengan dilempar dari lantai dua.
Tekanan tersebut juga memberikan dampak besar pada tubuh, terutama pada otot leher yang harus dilatih intensif untuk menahan beban hingga 40 kilogram.
Tak heran jika leher pembalap terlihat berotot dan tebal. Di dalam kokpit, suhu juga bisa mencapai 60 derajat Celsius, menciptakan rasa panas yang luar biasa.
Mengenal Hedonisme dan Dampaknya pada Hidup
Selain itu, pembalap F1 bisa kehilangan hingga lima liter keringat selama balapan dua jam, memperburuk kondisi dehidrasi mereka.
Selain tantangan fisik, aspek mental dan kognitif juga sangat berperan. Kecepatan reaksi mereka harus setajam kucing yang menghindari serangan ular, dengan waktu reaksi pembalap profesional mencapai 40 milidetik lebih cepat lima kali dibanding orang biasa.
Lebih lanjut, mereka juga harus bisa multitasking dengan memikirkan strategi balapan sambil menjaga fokus penuh, meski tubuh mereka tertekan seperti saat berlari maraton.
Semua ini menunjukkan bahwa menjadi pembalap F1 bukan sekadar memutar setir, melainkan bertarung dengan kondisi ekstrem yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental luar biasa.
KEYWORD :Formula 1 Olahraga Fisik Fakta Unik