Minggu, 19/05/2024 00:10 WIB

Pembangunan Listrik Lamban, Nawacita Temui Delegasi Korsel

Ketua Nawa Cita Indonesia, Suryo Atmanto (kiri) bersama delegasi perusahaan kelistrikan Korea Selatan

Jakarta - Hasil kajian Nawacita Institute bahwa telah terjadi keterlambatan pembangunan listrik yang direncanakan 35 ribu Megawat dengan target 2019. Padahal, rencana besar arahan Presiden Joko Widodo harus bisa diproyeksikan penyebarannya ke seluruh Indonesia.

"Dari hasil kajian ternyata hingga 2019 hanya bisa dicapai sekitar 19.700 MW pembangunan pembangkit listrik sehingga sisanya sekitar 15.000 MW bisa dikerjakan oleh investor," ujar Ketua Umum Nawacita, Suryo Atmanto.

Dengan kondisi itulah, Nawacita Indonesia melakukan komitmen bersama perusahaan raksasa Korea Western Power asal Korea Selatan dan juga perusahaan Tiongkok yang bergerak di bidang ketenagalistrikan yang memiliki pengalaman dalam pembangunan pembangkit listrik, pada Rabu (18/5) di Jakarta.  

Alasan pertemuan dengan perusahaan Korea Selatan itu, Suryo mengatakan,  ternyata hingga 2019 hanya bisa dicapai sekitar 19.700 MW pembangunan pembangkit listrik sehingga sisanya sekitar 15.000 MW bisa dikerjakan investor Korea Selatan dan Tiongkok. "Investor Korea Selatan membangun pembangkit sementara Tiongkok khusus infrastruktur dengan nilai investasi total mencapai 10 miliar dolar AS," ujarnya.

"Melihat dari pengalaman mereka mampu mewujudkan hal itu. Di Korea pernah krisis listrik seperti Indonesia dan Korea Western Power mampu menanganinya. Mereka tampaknya gesit bekerja," kata Suryo Ketua Nawacita.  

Suryo mengatakan, keterlibatan Nawacita Indonesia adalah untuk membantu 9 prioritas Presiden Joko Widodo. Lembaganya inilah, yang melakukan riset, kajian, dan melihat secara langsung di lapangan terkait masalah-masalah yang menghambat kinerja Presiden untuk pembangunan.

Khusus masalah kelistrikan yang menjadi sorotan, Suryo Atmanto mengatakan, sudah dilakukan peninjauan lapangan termasuk memantau langsung aktivitas Korea Western Power di negara asalnya. "Kalau sampai 2019 ini tidak terealisasi, kasihan Pak Jokowi. PR (pekerjaan rumahnya) bisa merah," kata Suryo.

"Kami konsentrasi dalam soal itu. Kami mencarikan solusi kenapa bisa terlambat. Apa bisa dicapai target sebelum 2019. Apakah kalau dijalankan perlu duit berapa, pakai pembangkit apa lalu kerjasamanya bagaimana. Kami memberikan semua masukan itu ke Presiden," ujar Suryo.

Suryo mengatakan bahwa Nawacita merupakan 9 program unggulan Presiden Jokowi. Menjelang tiga tahun pemerintahan Jokowi sukses membangun infrastruktur fisik termasuk pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

Dan kata Suryo Atmanto,  Nawacita tidak dalam kapasitas berbisnis ataupun berpolitik. "Kami mencarikan solusi dengan sejumlah pihak termasuk pakar, investor, dan lainnya. Dari forum FGD muncul pemikiran usulkan ke presiden soal ini," ujarnya.

Sementara itu ditempat yang sama, Direktur Utama Korea Western Power,  Jung Ha-Hwang mengatakan, pertemuan ini sebagai solusi membantu menyelesaikan masalah pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW sehingga target bisa tercapai hingga 2019.

"Kami memiliki pengalaman membangun pembangkit di Indonesia seperti kerjasama di Jawa Barat dan Palembang," ujarnya.

Tak hanya soal pembangkit, juga  menggerakkan CSR (Corporate Social Responsibility) seperti membangun desa dan pertanian lokal. Kata Jung Ha, perusahaannya membangun tenaga surya sekaligus memelihara ikan.

"Kami tidak hanya membangun industri tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Kalau problem pembangunan pembangkit listrik bisa diselesaikan maka Indonesia bisa mengatasi krisis listrik seperti Korea," ujarnya.

KEYWORD :

Nawacita Indonesia Korea Selatan Jokowi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :