Kamis, 09/05/2024 00:46 WIB

Cermati Hasil Pileg DPR RI, Aktivis Prodemokrasi: Kita Melawan KKN

Aktivis Pro Demokrasi mengkritik dan mencermati praktek KKN yang terjadi di Pileg DPRI RI.

Aktivis Pro Demokrasi Arnod Sihite. (Foto: Jurnas/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Aktivis Prodemokrasi yang adalah juga Wakil Ketua Umum DPP KSPSI Arnod Sihite menyampaikan kegundahannya menyusul hasil Pemilihan Legislatif 2024 dengan banyaknya muncul nama-nama kerabat dan keluarga dari banyak politisi di negara ini. Arnod menemukan banyak anggota DPR RI terpilih merupakan hasil KKN.

Hal tersebut menurut Arnod menjadi ancaman serius untuk kualitas demokrasi ke depan. Dia memperkirakan, DPR RI mendatang akan diisi oleh banyak anggota yang memiliki hubungan keluarga satu sama lain. Alhasil dia menduga Gedung parlemen di senayan nantinya akan menjadi arisan keluarga karena di sana akan berjumpa anggota DPR yang memiliki hubungan keluarga satu sama lain.

"Apa yang terjadi jika kita cermati DPR hasil Pileg ini kalau bukan anaknya, ayahnya, ibunya, istrinya, keponakan yang ada dalam circle kekeluargaan yang sama. Ada yang lebih hebat lagi, suami DPR , ayah DPR RI, istri DPR RI, anak DPR RI atau ga DPD RI. Ada mantan Gubernur, mantan Bupati, istri Bupati, istri Gubernur, anak Bupati, anak Menteri atau mantan Menteri dan sebagainya. Sungguh luar biasa semakin sempurna KKN di negara ini. Dan nantinya DPR akan jadi arisan keluarga saja," ungkap Arnod kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/3).

Dia tidak habis pikir proses demokrasi yang menjadi perjuangan para aktivis tahun 1998 kini telah dibajak oleh segelintir elit yang tidak ingin kekuasaannya hilang. Lebih daripada itu, ruang demokrasi pemilihan langsung saat ini telah menjadi pertarungan modal dan kekuasaan, bukan lagi pertarungan visi-misi dan ide gagasan bagaimana menjadi wakil rakyat.

"Jika punya kekuasaan ditambah modal maka Anda pasti terpilih, jadi sangat wajar jika yang terpilih ini adalah mereka yang entah lewat ayahnya, suaminya atau ibunya atau istrinya atau om nya yang punya kekuasaan di lingkaran elit, mereka-mereka inilah yang akan terpilih. Lantas bagaimana kualitas DPR kita jika dihasilkan dari proses seperti ini?" terang Arnod.

Bagi dia kualitas demokrasi saat ini sangat jauh dari harapan,bahkan mengalami kemerosotan amat jauh. Apa yang dahulu diperjuangkan oleh aktivis reformasi untuk melawan KKN, ternyata kini tumbuh semakin subur.

"Dulu semangat reformasi itu kita melawan KKN, tetapi anomalinya kini kita kembali menyuburkan semangat KKN. Ini sangat buruk dan harusnya tidak boleh dibiarkan," sambungnya.

Bagi Arnod perlu ada pembatasan bagi seseorang menjadi

anggota DPR RI, misalnya hanya 3 periode maksimal. Selain itu, perlu dipertegas  kaderisasi, rekrutmen,rekam jejak  Caleg di internal partai."Bagaimana mungkin ada DPR terpilih dari mereka yang sudah jelas-jelas mantan narapidana korupsi? Belum lagi ada yang terlibat menonton video porno. Yang benar saja. Pemilunya kita perlu evaluasi, tetapi lebih penting lagi partai politik harus memikirkan ulang rekrutmennya sehingga kualitas demokrasi kita terjaga," tegasnya.

Arnod meminta masyarakat, akademisi dan partai politik untuk mencermati fenomena ini secara serius. Bagaimana pun persepsi yang dibangun di masyarakat dengan proses politik seperti ini tidak memberi Pendidikan politik yang baik bagi masyarakat sekaligus membuat nasib demokrasi semakin suram.

KEYWORD :

Arnod Sihite Aktivis Prodemokrasi Anggota DPR KKN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :